Dipilih Jadi Capres PDIP, Ganjar Puji Puan Kader Perempuan Terbaik
Calon presiden dari PDIP Ganjar Pranowo memuji Ketua DPP PDIP Puan Maharani sebagai kader perempuan terbaik.
Hal itu dikatakannya saat menyapa para tokoh pada pembukaan pidato pertamanya usai ditetapkan sebagai capres dari PDIP, di Rumah Batu Tulis, Bogor, Jumat (21/4).
"Mas Prandanda [Prabowo] terima kasih; Mbak Puan, yang sekarang menjabat jadi Ketua DPR RI, kader perempuan terbaik," ucap Ganjar.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, ibunda dari Puan, "menetapkan saudara Ganjar Pranowo sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan."
Pada kesempatan itu, Mega juga menugaskan Puan untuk membentuk tim "yang diperlukan guna memenangkan pemilihan presiden dan legislatif tahun 2024."
Pemilihan capres di PDIP sendiri sempat membuat polemik di internal, terutama terkait sosok Ganjar dan Puan.
Dalam berbagai survei, kader PDIP yang memiliki elektabilitas tertinggi selalu Ganjar, yang juga rutin masuk tiga besar survei bersaing dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Survei Populi Center Februari 2023, misalnya, elektabilitas Puan cuma 0,4 persen, jauh dari Ganjar (19,8 persen) dan Prabowo Subianto (17,1 persen).
Survei elektabilitas capres alternatif Litbang Kompas, Januari 2023, mengungkap elektabilitas Puan hanya 1,5 persen, jomplang dengan Ganjar.
Meski demikian, Puan yang merupakan trah Sukarno punya dukungan dari elite internal. Contohnya, Dewan Kolonel yang terdiri dari sejumlah anggota Fraksi PDIP di DPR.
Pengamat politik Universitas Andalas Asrinaldi menilai budaya patriarki masih kental di masyarakat Indonesia. Menurutnya, publik masih memandang kandidat perempuan sebelah mata.
"Akibatnya dalam kontestasi politik, capres perempuan tidak dianggap sesuatu yang luar biasa. Ini membuat masyarakat berpikir bahwa ruang untuk pemimpin publik ya lebih untuk laki-laki ketimbang perempuan," kata dia, Rabu (22/2).
Selain itu, ia melihat capres perempuan belum memaksimalkan media massa.
"Prabowo dan Ganjar enggak terlalu hebat betul, enggak ada bedanya dengan Puan. Hanya karena Puan perempuan dan dia tidak memainkan media dengan baik, itu berdampak pada perhatian masyarakat," tutur Asrinaldi.
(tim/arh)