Cerita Panik Warga Nias Saat Peringatan Tsunami Gempa Mentawai

CNN Indonesia
Selasa, 25 Apr 2023 12:11 WIB
Warga yang mengungsi pascagempa Mentawai. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Medan, CNN Indonesia --

Gempa bumi tektonik magnitudo 6,9 mengguncang wilayah Pantai Barat Sumatra pada Selasa (25/4) pukul 03.00 WIB.

Pada peringatan awal, BMKG melansir perhitungan awal gempa itu berkekuatan M 7,3 dan ada peringatan dini tsunami. Beberapa waktu kemudian, BMKG kemudian menyatakan peringatan dini tsunami itu berakhir.

Saat peringatan dini diumumkan, Kabupaten Nias Selatan, Pulau Tanabala, Provinsi Sumatera Utara menjadi daerah yang berpotensi terdampak tsunami dengan status waspada akibat gempa tersebut.

Kepala Kantor Basarnas Nias Octavianto melalui Humas Basarnas Nias, Asanimu Waruwu mengatakan masyarakat sempat panik dan keluar rumah untuk menyelamatkan diri akibat gempa tersebut. Apalagi pemerintah setempat sempat mengeluarkan peringatan dini waspada tsunami.

"Memang masyarakat sempat panik. Karena gempa nya mencapai 7,3 magnitudo. Masyarakat sempat keluar rumah untuk menyelamatkan diri," katanya kepada CNNIndonesia.com, Selasa siang.

Menurut Asanimu setelah situasi dianggap cukup aman dan peringatan dini dicabut, akhirnya masyarakat kembali ke rumah masing-masing.

"Tapi setelah itu karena tidak ada lagi gempa susulan, masyarakat sudah kembali ke rumah masing-masing. Memang sudah seringnya gempa di Nias ini. Selama ini ada 6,0 M. Jadi masyarakat sudah terbiasa. Tapi yang tadi malam itu agak kencang juga. Tapi sejauh ini sudah aman," ungkapnya.

Dia mengatakan untuk saat ini belum ada laporan terjadinya kerusakan parah pada bangunan dan rumah warga akibat gempa bumi tersebut. Namun begitu petugas masih melakukan pendataan.

"Tapi sejauh ini tidak ada laporan kerusakan parah pada rumah warga. Kami juga mengingatkan masyarakat agar tetap waspada potensi tsunami," ungkapnya.

Diketahui, gempa bumi tektonik magnitudo 7,3 mengguncang wilayah Pantai Barat Sumatera pada Selasa (25/4) pukul 03.00 WIB. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,94° LS; 98,38° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 177 Km barat laut Kepulauan Mentawai Sumatera Barat pada kedalaman 23 km.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault)," kata Daryono dalam keterangan tertulisnya.

Daryono menyebutkan gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Siberut, Mentawai dengan skala intensitas VI MMI. Kemudian di daerah Pasaman Barat, Padang Pariaman, Agam dan Padang dengan skala intensitas V MMI.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami. Daerah yang berpotensi terdampak tsunami dengan status Waspada di daerah Nias Selatan, Pulau Tanabala Sumatera Utara," urainya.

Berdasarkan hasil pengamatan tinggi muka laut, tercatat ketinggian tsunami di lokasi TG Tanah Bala pada pukul 03:17 WIB dengan ketinggian tsunami 11 cm. Hingga pukul 04.35 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 8 aktivitas gempa bumi susulan ( aftershock ) dengan magnitudo terbesar M4,6.

Selain itu, BMKG melaporkan tsunami sempat teramati pascagempa itu yakni hingga setinggi 11 cm pada Selasa dini hari.

"Tsunami teramati 11 cm, dari data tide gauge Stasiun Tanah Bala Nias Selatan," ujar Daryono.

(fnr/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK