Polda Metro Jaya mengungkapkan hasil penyelidikan bahwa Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur AKBP Buddy Alfrits Towoliu tewas akibat dugaan bunuh diri di jalur rel kereta dekat Stasiun Jatinegara.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan peristiwa itu terjadi sekitar pukul 09.31 WIB pada Sabtu lalu (29/4).
"Saksi melihat (AKBP Buddy) seorang diri di tembok dalam pembatas rel dan Jalan Raya Bekasi Timur. Saksi melihat korban jalan ke rel jalur 3. Korban tertabrak dan meninggal sekitar pukul 09.31 WIB," kata Trunoyudo dalam konferensi pers, Senin (1/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mulanya, AKBP Buddy berangkat ke Polres Jaktim menggunakan mobil milik istrinya. Setelah tiba, AKBP Buddy masuk ke ruangan kerja Kasat Narkoba Polres Jaktim lalu menyantap sarapan.
AKBP Buddy sempat mengganti pakaian kemeja putih lalu mencoba tidur tetapi tidak bisa. AKBP Buddy lalu ganti baju dengan kaos dan jaket berwarna hitam.
Sekitar pukul 09.11 WIB, AKBP Buddy terlihat turun menggunakan lift dari lantai 4. Lalu menyeberang jalan raya pada pukul 09.12 WIB. Sekitar pukul 09.21 WIB, AKBP Buddy sampai di Stasiun Jatinegara. Berdasarkan keterangan saksi dan rekaman CCTV, AKBP Buddy terlihat seorang diri.
Tak lama kemudian, kereta datang dengan kecepatan sekitar 27 km per jam jarak 300 m dari stasiun. Saat itu, AKBP Buddy lalu masuk ke jalur tiga hingga tertabrak.
"Kami turut berbela sungkawa karena bagian keluarga besar kami. Almarhum juga bagian dari Polri. Kami harap juga pada keluarga diberikan kekuatan, diberikan ketabahan dan saat ini tentu masih berkabung," ucap Trunoyudo.
Sebelumnya, jasad AKBP Buddy Alfrits Towoliu ditemukan di jalur Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (29/4).
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko juga menyatakan dugaan sementara AKBP Buddy melakukan tindakan bunuh diri. Namun ia menegaskan pihak kepolisian masih terus menyelidiki tewasnya AKBP Buddy.
Namun, Keluarga AKBP Buddy membantah dugaan meninggalnya Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur itu akibat bunuh diri di rel kereta api Jatinegara, Jakarta Timur.
Penolakan disampaikan oleh paman mendiang, Cyprus A Tatali. Penolakan dugaan berdasarkan pada latar belakang kehidupan AKBP Buddy sebelum meninggal.
"Dari pihak keluarga kalau dituduh bunuh diri itu kami menolak, sangat menolak," katanya seperti dikutip dari detik.com.
Cyprus menyebut AKPB Buddy sempat menerima telepon dari seseorang. Setelah itu, AKBP Buddy langsung beranjak dari Polres Metro Jakarta Timur menggunakan jasa ojek online, padahal Buddy biasa berangkat kerja mengendarai mobil pribadi.
Cyprus pun mengatakan keluarga mencurigai ada peran mafia narkoba di balik kematian AKBP Buddy. Kecurigaan itu berkaitan dengan jabatan Kasat Narkoba Polres Jakarta Timur yang baru diemban Buddy selama dua pekan.
"Kami menduga karena ada jabatan baru mungkin ada yang diduga dia mau sidik, kan Kasat Narkoba, kan narkoba di situ kan berhadapan di situ mafia, pelaku-pelaku mafia," katanya.
(mrh/bmw)