Poin-poin Pidato dan Sinyal Jokowi Soal Capres Versi Musra
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato politik dalam perayaan puncak Musyawarah Rakyat (Musra) relawan Pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (14/5).
Pidato itu ia sampaikan setelah secara resmi menerima rekomendasi daftar nama paling kuat dan banyak dipilih untuk bursa calon presiden dan wakil presiden. Nama-nama itu diambil berdasarkan hasil suara tertinggi selama Musra digelar sejak Agustus 2022.
Musra digelar untuk menjaring aspirasi relawan terhadap capres yang akan melanjutkan Jokowi-Ma'ruf di 2024. Sejak 2022, acara itu digelar di 27 kota dan provinsi dengan melibatkan 67 ribu pemilih.
Tiga nama capres dan empat cawapres dengan perolehan suara tertinggi selama Musra kemudian diserahkan kepada Jokowi. Namun, pada kesempatan itu dia enggan mengungkap satu nama capres dan cawapres pilihannya. Jokowi mengaku masih menunggu partai membentuk poros koalisi final.
Dia mengaku baru akan membisikkan nama capres pilihannya yang dianggap layak setelah poros koalisi dan kontestan capres cawapres 2024 selesai.
"Itu bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang ini juga koalisinya belum selesai," kata Jokowi.
Peluang dalam 13 Tahun
Sementara dalam pidatonya, Jokowi banyak menyinggung soal pemimpin berani. Dia mengingatkan relawannya untuk berhati-hati memilih calon pemimpin.
Sebab, kata dia, Indonesia hanya memiliki peluang 13 tahun untuk menjadi negara maju dengan memanfaatkan bonus demografi. Menurutnya, 13 tahun ke depan adalah masa penentuan nasib Indonesia untuk menjadi negara maju.
"Begitu kita keliru memilih pemimpin yang tepat, 13 tahun ke depan hilanglah kesempatan menjadi negara maju. Hati-hati," ucap Jokowi.
Dia menegaskan calon pemimpin Indonesia ke depan harus paham dan tahu potensi serta kekuatan bangsanya. Dia bilang Indonesia perlu pemimpin yang tepat, benar, dan dekat dengan rakyat.
Pemimpin Berani
Selain itu, Jokowi menyebut Indonesia harus memiliki pemimpin yang berani. Ia menekankan agar pemimpin Indonesia kelak harus mengerti cara memajukan negara ini.
Jokowi berujar pemimpin Indonesia harus bisa membangun strategi demi bisa bersaing dengan dengan negara lain. Ia tak ingin Indonesia memiliki yang hanya tahu rutinitas dengan duduk di balik meja dan membubuhkan tanda tangan.
Namun, ia tak memiliki strategi untuk memanfaatkan peluang dan kelebihan Indonesia.
"Pemimpin itu harus tahu dan paham bagaimana memajukan negara ini dari sisi mana. Dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Bukan rutinitas. Bukan hanya duduk. Bukan duduk di istana, tanda tangan. Bukan itu," tegas Jokowi.
Jokowi juga mengingatkan presiden berikutnya tidak boleh takut digugat oleh negara mana pun. Dia mencontohkan sikapnya dalam menyetop ekspor bahan mentah seperti kelapa sawit, nikel, dan bauksit, namun tetap menerapkan kebijakan itu meski digugat Uni Eropa.
"Saya titip kepada pemimpin berikut jangan takut digugat oleh negara mana pun. Kalau digugat, cari pengacara, lawyer terbaik agar kita menang," katanya.
Relawan Solid
Selain itu, dia juga meminta relawannya agar tetap solid agar tidak dilecehkan. Menurut Jokowi, dukungan relawannya akan tetap diperhitungkan jika solid. Dia pun berjanji akan menyampaikan sosok capres yang didukungnya nanti dalam waktu yang tepat.
"Saya sangat bangga, bahwa seluruh relawan saudara-saudara semuanya masih solid dan kompak. Ini penting, ini penting, ini penting, karena kalau kita nggak solid dan kompak kita ini akan dilecehkan," katanya.
"Mau dilecehkan?" Tanya Jokowi.
"Kalau kita kompak dan solid kita akan diperhitungkan. Setuju?" kata dia lagi.
Sindir suara elite
Jokowi juga mengklaim paham dengan keinginan relawan di Musra yang ingin agar presiden dan wakil presiden yang terpilih di Pilpres 2024 berasal dari suara rakyat, bukan dari elite partai politik.
"Karena yang kita dengarkan suara rakyat, akar rumput. Bukan suara elite," tegas Jokowi.
Jokowi kemudian menyinggung soal relawan yang ingin merawat demokrasi dan menyerap suara rakyat di akar rumput, bukan di tataran elite partai politik.
"Kita ingin merawat demokrasi di akar rumput. Bukan di elit. Tapi di akar rumput. Saya tahu saudara semuanya ingin menyerap aspirasi rakyat benar? Siapa sih yang didinginkan rakyat. Jangan sampai keliru. Saya tahu saudara-saudara ingin menemukan capres dan cawapres yang benar dan tepat," kata Jokowi.