Setengah Populasi Ternak di Luwu Timur Mati Gegara Flu Babi Afrika

CNN Indonesia
Rabu, 17 Mei 2023 00:25 WIB
Sebanyak 17.105 ternak terutama babi mati karena serangan flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF) selama 12-15 Mei 2023. (REUTERS/CHALINEE THIRASUPA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, mencatat ada sekitar 17.105 ternak khususnya babi mati karena serangan flu babi afrika atau virus African Swine Fever (ASF) dalam periode 12-15 Mei 2023.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Luwu Timur, Amrullah Rasyid melalui keterangannya mengatakan jumlah babi yang mati itu dari total populasi 38.556 ekor.

"Untuk data babi yang mati per tanggal 15 Mei 2023 sebanyak 17.105 ekor dan ini hampir dari setengah populasi babi di Luwu Timur," ujarnya.

Amrullah Rasyid mengatakan babi yang mati tersebar di 11 kecamatan dan kematian terbesar tercatat di Kecamatan Tomoni Timur dengan 8.598 ekor dari populasi 12.054 ekor.

Dia menyebutkan tingkat kematian babi di Luwu Timur mengalami peningkatan yang cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Sementara itu, drh I Gusti Ngurah menjelaskan virus African Swine Fever (ASF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Genus Asfivirus Family.

Virus itu menyerang ternak babi dan babi liar di semua umur yang menyebabkan babi sakit dengan tingkat fatalitas 100 persen. Virus ASF bukan zoonosis namun bisa menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar karena belum ada vaksin dan obat untuk ASF.

"Untuk daya tahan, virus ASF dalam beberapa material tanpa perlakuan apapun bisa bertahan antara lain; urin sampai dengan 15 hari, feses sampai dengan 160 hari, daging babi olahan yang disimpan pada suhu ruang sampai dengan 105-300 hari, dan daging babi beku sampai dengan 1.000 hari," katanya.

Angka kematian ini diperkirakan bertambah seiring dengan makin luasnya cakupan virus ASF ini yang hampir merata di seluruh wilayah Luwu Timur.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Luwu Timur, Bidang Peternakan juga masih terus memperbaharui data setiap hari terkait kondisi terakhir jumlah babi yang mati untuk dilaporkan ke tingkat provinsi maupun kementerian guna mendapatkan respon penanganan termasuk pengadaan disinfektan.

(rds/rds)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK