PDIP Pamer Kedekatan dengan NU, Gerindra Optimis Koalisi Besar

CNN Indonesia
Rabu, 17 Mei 2023 07:17 WIB
PDIP dan Gerindra bicara peluang cawapres dan koalisi yang akan terbentuk di Pilpres 2024.
PDIP dan Gerindra bicara peluang cawapres dan koalisi Pilpres 2024. CNN Indonesia/Andry Novelino
Jakarta, CNN Indonesia --

Politikus PDIP Ansy Lema mengklaim partai besutan Megawati Soekarnoputri punya kedekatan dengan Nahdlatul Ulama (NU) terkait Pilpres 2024.

Pernyataan itu merespons isu bacapres PDIP sekaligus Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang kan dipasangkan dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar.

"Secara visi komitmen kebangsaan dan menjaga Indonesia, kami dekat (dengan NU). Akan tetapi, kalau soal nama figur, ini masih dalam dapur PDIP," ujar Ansy di Jakarta Selatan, Selasa (16/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, partai moncong putih itu masih terus menghitung untuk mendapatkan sosok yang paling tepat berduet dengan Ganjar di Pemilu 2024. Ia mengatakan PDIP sudah menghimpun kekuatan nasionalis, sedangkan NU bisa menghimpun kekuatan religius, Islam tradisional dan nusantara.

"Kami punya sejarah panjang bekerja sama dengan NU. Bahkan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri pernah berduet dengan Presiden Abdurrahman Wahid dan Hamzah Haz," tuturnya.

Ansy mengatakan koalisi yang sudah terjalin dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Pilpres 2024 menandakan PDIP dekat dengan NU.

"PPP dengan kami bertetangga, itu kan juga dekat dengan NU," kata dia.

Dia mengatakan pemilihan nama-nama kandidat cawapres didiskusikan bersama PPP. Termasuk soal PPP yang menyodorkan nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menjadi cawapres Ganjar. Menurutnya, hal itu sudah pernah dibahas Megawati.

"Ibu mengatakan, kok, cuma satu sih (bacawapresnya) partai sebesar ini," ujar Ansy.

Gerindra optimis koalisi besar

Di sisi lain, Partai Gerindra optimis koalisi besar menghadapi Pilpres 2024 akan segera mencapai kesepakatan konkret dalam waktu dekat. Koalisi besar merupakan wacana untuk menyatukan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

"Saya rasa dalam waktu dekat moga-moga akan ada sebuah kesepakatan yang lebih konkret," kata Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono di kompleks parlemen, Selasa (16/5).

Budi pun menyebut ada arah pembentukan koalisi besar tersebut. Namun, masih membutuhkan diskusi yang cukup panjang. Ia berharap koalisi besar ini dapat menghimpun kekuatan resmi yang lebih besar dalam menghadapi Pilpres 2024.

"Saya rasa ada arah, kita mengharapkan arahnya akan menjadi sebuah kekuatan yang resmi ya," ujar dia.

Budi menuturkan soal capres-cawapres yang akan diusung nanti sepenuhnya tetap merupakan kewenangan Prabowo dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

Sebelumnya, Partai Golkar dan PKB menyatakan siap menjadi motor inti pembentukan koalisi besar. Sejauh ini, Partai Gerindra tergabung ke dalam KKIR bersama PKB. Sementara, Golkar di KIB bersama PAN dan PPP.

Cak Imin menegaskan siap mendukung Prabowo sebagai capres dan akan mengumumkan dukungannya itu pada momentum yang tepat. PKB berharap agar Cak Imin yang menjadi cawapres Prabowo dan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto jadi tim pemenangan Prabowo-Cak Imin.

Sementara itu, Partai Golkar menyodorkan proposal agar Airlangga yang menjadi pendamping Prabowo sebagai cawapres.

"Salah satu proposal adalah Prabowo presiden, dan wakil presidennya dari KIB yaitu Airlangga Hartarto," ucap Kepala Bappilu Presiden Partai Golkar Nusron Wahid di Jakarta Pusat, Rabu (10/5).

(psr/mnf/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER