Survei Kompas: PDIP Kuasai Jawa-Nusra, Gerindra di Sumatera-Sulawesi
Litbang Kompas merilis survei nasional terbaru yang memperlihatkan elektabilitas dua partai yakni PDIP dan Gerindra paling unggul dibandingkan 16 peserta Pemilu 2024 lain.
Dikutip dari kompas.id, urutan pertama berdasarkan survei periode 29 April-10 Mei 2023 tersebut, PDIP memperoleh suara 23,3 persen dan Gerindra 18,6 persen.
Sementara dalam raihan suara elektoral per wilayah, Litbang Kompas juga memperlihatkan kedua partai itu bersaing ketat. PDIP misalnya menguasai wilayah elektoral di Jawa, Bali-Nusa Tenggara (Nusra), dan Maluku-Papua.
Dari total responden pemilih di wilayah Jawa, 26,4 persen menjatuhkan pilihan pada PDIP. Setelah PDIP, posisi kedua adalah Partai Gerindra dengan 15,9 persen. Sisanya tersebar ke parpol-parpol lain dengan angka kurang dari 10 persen.
Pun PDIP di wilayah Bali-Nusa Tenggara menguasai suara elektoral hingga mencapai 43,9 persen. Sementara di wilayah Maluku-Papua, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini mendulang elektoral di angka 30,4 persen.
Baik di wilayah Bali-Nusa Tenggara dan Maluku-Papua, Gerindra berada di posisi kedua dengan angka masing-masing 12,1 persen di Bali-Nusa Tenggara dan 19,6 persen di Maluku-Papua. Namun, di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, Gerindra memenangkan suara elektoral.
Di Sumatera, Gerindra meraih 24,8 persen, PDIP 15,1 persen, dan NasDem mendulang 10,5 persen. Kemudian di Kalimantan, Gerindra meraup 18,2 persen, di posisi berikutnya Golkar 15,6 persen, NasDem 14,3 persen, dan PDIP 13 persen.
Selanjutnya di Sulawesi, Gerindra nangkring di posisi pertama kemudian disusul Golkar dan PDIP. Rinciannya, Gerindra 27,6 persen, disusul Golkar 13,8 persen dan kemudian PDIP 10,3 persen.
Adapun survei kali ini ini dilakukan terhadap 1.200 responden dari 38 provinsi Indonesia selama periode 29 April-10 Mei 2023. Survei nasional ini menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Margin of error dari survei ini kurang lebih 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana sehingga kesalahan di luar pemilihan sampel dimungkinkan terjadi.