Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga menilai pernyataan Presiden Joko Widodo soal cawe-cawe politik sama sekali tak keliru. Menurut dia, Presiden perlu memastikan transisi kepemimpinan ke depan berjalan dengan baik.
"Kami menilai memang seharusnya seorang Presiden, memang harus cawe-cawe kalau meminjam istilah beliau begitu," kata Eriko di kompleks parlemen, Senayan, Selasa (30/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Eriko, sebagai mantan seorang pengusaha dan profesional, cawe-cawe adalah bahasa sederhana seorang presiden. Dia menilai orang nomor satu di Indonesia itu hanya ingin memastikan pesta demokrasi berlangsung dengan baik.
Dia menyebut Jokowi tak ingin agar pemilu mendatang diisi oleh isu-isu hoaks. Anggota DPR RI itu mengatakan para kontestan pemilu yang terpilih harus benar-benar merupakan keinginan masyarakat.
"Bahwa Presiden nanti yang terpilih atau partai atau caleg yang terpilih itu benar-benar kehendak rakyat, beliau ingin menjamin itu," katanya.
Eriko lantas mempertanyakan balik kekhawatiran sejumlah pihak jika Jokowi menyalahgunakan kewenangannya karena cawe-cawe. Menurut dia, di era keterbukaan informasi saat ini, semua pihak bisa memegang peran kontrol.
Dia mencontohkan pernyataan Denny Indrayana soal dugaan kebocoran putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang gugatan uji materi UU Pemilu yang langsung direspons media. Saat ini, kata Eriko, sulit untuk menyembunyikan fakta dari sebuah ketidakadilan.
"Nah, itu yang sebenarnya presiden ingin menyampaikan, saya mau cawe-cawe supaya proses ini berjalan dengan maksimal," kata dia.
Sebelumnya, Jokowi mengklaim bahwa dirinya boleh cawe-cawe dalam politik demi kepentingan bangsa dan negara.
Menurutnya, cawe-cawe yang dilakukan tak menyimpang dari konstitusi. Ia juga mengklaim langkah itu ditempuh agar pembangunan tetap berlanjut meskipun ada transisi kepemimpinan.
Adapun isu cawe-cawe mencuat usai Jokowi mengumpulkan enam ketua umum partai politik di Istana untuk membahas politik.
"Cawe-cawe untuk negara, untuk kepentingan nasional. Saya memilih cawe-cawe dalam arti yang positif, masa tidak boleh? Masa tidak boleh berpolitik? Tidak ada konstitusi yang dilanggar. Untuk negara ini, saya bisa cawe-cawe," kata Jokowi saat menjamu sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (29/5).
(thr/tsa)