Benda bersejarah berupa kursi peninggalan Ki Hadjar Dewantara rusak akibat tawuran yang terjadi di Jalan Tamansiswa, Mergangsan, Yogyakarta, Minggu (4/6). Kursi yang selama ini disimpan di Museum Taman Siswa Dewantara Kirti Griya itu rusak akibat terlempar saat kericuhan terjadi.
"Cuma kursi ini yang rusak, peninggalan Ki Hadjar. Terlempar dari sana ke sini," kata Kepala Museum Taman Siswa Dewantara Kirti Griya Ki Murwanto, Senin (5/6).
Selain itu, benda-benda lain yang mengalami kerusakan antara lain pot, tirai bambu, dan salah satu pintu hingga jebol. Namun, barang-barang itu dipastikan bukan benda bernilai sejarah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Murwanto, kerusakan timbul saat salah satu kelompok yang terlibat tawuran menyelamatkan diri masuk ke museum. Ia mengatakan ada ratusan orang yang masuk setelah pintu jebol.
Sementara itu, kelompok massa lainnya menyerang dengan melempar benda-benda keras seperti batu ke mereka yang berlindung di museum.
"Alhamdulillah, masyarakat masih memandang Taman Siswa jadi nggak merangsek, aman terkendali. Lemparan batu banyak, massa Alhamdulillah bisa kita kendalikan karena masih menghargai peninggalan Ki Hadjar. Batu saja sasarannya manusia itu, bukan fasilitas," katanya.
Murwanto memperkirakan pengelola museum butuh waktu sekitar sepekan untuk membereskan sisa-sisa kericuhan ini. Namun, saat ini pengelola diminta polisi agar tak memindahkan barang-barang terlebih dahulu untuk kepentingan penyelidikan.
Diberitakan, tawuran antar kelompok terjadi di Jalan Tamansiswa, Mergangsan, Yogyakarta, Minggu petang.
Polisi menyebut tawuran terjadi setelah simpatisan PSHT mendatangi salah satu lokasi Brajamusti saat pertemuan antardua kelompok berlangsung di lain tempat. Polda DIY masih mendalami pemicu dari tawuran yang turut melibatkan warga ini.
Sebanyak 352 orang yang diduga terlibat dalam tawuran dibawa ke Mapolda DIY. Sembilan orang dilaporkan terluka buntut peristiwa itu.
Sementara PSHT dan Brajamusti telah berdamai. Mereka sepakat menyesalkan bentrokan yang terjadi dan meminta maaf atas insiden itu.
(kum/tsa)