Pengurus Pusat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) meminta anggota perguruan di seluruh wilayah untuk tidak melakukan pergerakan massa ke Kota Yogyakarta, pascatawuran yang terjadi di Jalan Tamansiswa, Mergangsan, Yogyakarta, Minggu (4/6) malam lalu.
Pernyataan itu disampaikan melalui sebuah video yang menampilkan Thio selaku anggota Humas PSHT Pusat dan Sutopan Basuki, Ketua PSHT Cabang Yogyakarta.
"Saya mengimbau kepada sedulur-sedulurku semuanya, di mana pun berada, terutama sedulur-sedulurku di Jawa Timur, mengimbau tidak usah masuk ke Jogja. Karena Jogja sudah aman dan kondusif, tidak ada seperti apa yang disebar di berita hoaks-hoaks, dan serahkan semuanya kepada penegak hukum," kata Thio dalam rekaman yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (7/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sutopan menambahkan bahwa Polda DIY telah memfasilitasi mediasi antara PSHT, Brajamusti, dan masyarakat pascatawuran pada Minggu malam lalu. Proses damai juga sudah berlangsung.
"Perdamaian ini tidak meninggalkan proses hukum yang sedang berjalan," kata Sutopan dalam video.
CNNIndonesia.com telah meminta izin Sutopan Basuki untuk mengutip pernyataan dalam video tersebut.
Sementara dalam keterangan tertulisnya, Sutopan juga mengimbau kepada seluruh anggotanya agar bisa menjaga stabilitas keamanan di lingkungan masing-masing.
"Tidak menyebarkan berita-berita yang bersifat memprovokasi keadaan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui media sosial yang ada," tulisnya.
Kemudian, ia meminta anggotanya tidak mengunggah video, foto, atau membuat pernyataan-pernyataan yang bersifat tendensius atau berpotensi semakin memperkeruh situasi keamanan.
"Tidak langsung mempercayai dan terprovokasi adanya berita di media sosial yang belum diyakini kebenarannya," kata Sutopan.
"Saling mengingatkan kepada sesama warga PSHT Se-Kota Yogyakarta agar tidak membuat hal-hal yang semakin memperkeruh keadaan," lanjutnya.
Terakhir, pihaknya meminta kepada seluruh warga PSHT se-Yogyakarta untuk sepenuhnya menyerahkan penanganan atas persoalan konflik yang terjadi kepada aparat keamanan dan penegak hukum.
Adapun insiden tawuran di Jalan Tamansiswa Minggu (4/6) kemarin, berdasarkan keterangan polisi, melibatkan simpatisan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Brajamusti atau kelompok suporter pendukung klub PSIM Yogyakarta, hingga masyarakat.
Pemicu tawuran masih dalam penyelidikan. Akan tetapi, polisi menyebut, bentrokan ini memiliki benang merah dengan insiden penganiayaan yang melibatkan simpatisan PSHT dan Brajamusti di Bantul, Minggu (28/5) lalu.
Terkait kasus penganiayaan di Bantul itu, Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan menegaskan telah diproses oleh kepolisian. Dalam kasus di Bantul itu, Suwondo mengatakan polisi telah menangkap tiga orang dan sudah diproses.
"Segera akan kita limpahkan kejaksaan," kata dia pada Minggu malam lalu.
(kum/kid)