Presiden Jokowi memanggil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf ke Istana Kepresidenan Jakarta.
Yahya mengaku tak ada pembicaraan tentang politik dalam pertemuan itu. Ia dan Jokowi hanya membahas beberapa program PBNU di bidang keagamaan dan kemasyarakatan.
"Ndak ada karena saya ndak patut. Ini NU, masak ngomong politik? Tidak pada tempatnya," kata Yahya saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (9/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yahya pun mengaku tak ada pembicaraan mengenai cawe-cawe politik. Berbeda dengan pengakuan sejumlah tamu presiden dalam beberapa terakhir yang selalu diajak bicara tentang cawe-cawe politik oleh Jokowi.
Dia menjelaskan pertemuan hari ini membahas dua usulan program dari PBNU. Pertama, program Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama.
Yahya meminta dukungan Jokowi dan pemerintah untuk menyelenggarakan program nyata di desa-desa. PBNU akan bekerja sama dengan berbagai kementerian untuk menggelar program itu.
Program kedua yang diajukan adalah forum antaragama dan antarbudaya tingkat Asia Tenggara. Menurut Yahya, program ini akan mendampingi gelaran KTT Asean akhir tahun ini.
"Kami memohon izin kepada Pak Presiden dan beliau memberi izin. Sekarang kami sudah siap segala sesuatunya," ucap Yahya.
(dhf/isn)