PDIP Bantah Dukungan Jokowi ke Ganjar Bercabang: Itu Framing

CNN Indonesia
Sabtu, 10 Jun 2023 17:58 WIB
PDIP membantah dukungan Jokowi ke Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024 bercabang. Menurutnya, itu hasil framing sekelompok pihak.
PDIP membantah dukungan Jokowi ke Ganjar Pranowo untuk Pilpres 2024 bercabang. Menurutnya, itu hasil framing sekelompok pihak. (Arsip DPP PDIP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto buka suara atas dugaan sikap Presiden Indonesia Joko Widodo bercabang dalam mendukung bakal calon presiden (Bacapres), yakni kepada Ganjar Pronowo dan Prabowo Subianto.

Sikap Jokowi ke kedua bacapres itu memicu asumsi bahwa dukungan dia tidak satu arah. PDIP, partai pengusung Jokowi dalam dua Pilpres sebelumnya, menyatakan bakal mendukung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya, memang enggak pernah ada persoalan itu. Itu hanya framing [pembingkaian] dari pihak lain yang ingin memecah belah kekompakan dari PDIP dengan seluruh pimpinannya," ujar Hasto usai menghadiri acara peresmian kapal rumah sakit yang dibuat partai, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (10/6).

Ia lantas bercerita pecah belah itu pernah PDIP alami saat Orde Baru di bawah pimpinan Soeharto. Pada Juli 1993, PDI, sebelum ganti nama PDIP, menggelar kongres di Medan.

Namun, kongres menemui jalan buntu saat akan menetapkan Soerjadi menjadi ketua. Lalu, Kongres Luar Biasa pun digelar pada Desember 1993 di Surabaya. Megawati Soekarnoputri menang dan didapuk jadi ketua.

[Gambas:Video CNN]



Melihat kondisi tersebut, Soeharto muram. Pada 1996, PDI lantas menggelar kongres di Medan dan memilih Soerjadi sebagai ketua atas intervensi presiden Indonesia saat itu.

Selesai kongres di Medan, PDI terbelah. Satu sisi di bawah pimpinan Soerjadi, sedangkan sisi yang lain di bawah pimpinan Megawati. Perseteruan ini memicu peristiwa berdarah atau yang disebut Tragedi Kudatuli.

Lalu pada 1998, usai Soeharto lengser, Megawati keluar dari PDI dan membentuk PDI-P.

Hasto kemudian mengatakan cara-cara Orde Baru seperti itu masih digunakan beberapa pihak. Namun, ia memastikan tak ada masalah dalam hubungan Megawati Soekarnoputri dan Jokowi.

"Ilmu-ilmu Orde Baru itu masih ada yang mempraktikkan untuk membelah, tetapi hubungan antara Bu Mega dengan Presiden Jokowi kan sangat baik," ujar dia.

Ia kemudian berujar, "Bagaikan ibu dan anak, dan terus bergotong royong bergandengan tangan bagi kemajuan Indonesia ke depan."

Hasto juga menerangkan bahwa dalam rapat kerja nasional (Rakernas) PDIP, Jokowi dan Ganjar jelas menunjukkan kesinambungan kesatuan dengan partai.

"Pak Jokowi dalam arahan di Rakernas ini, ada saksinya ada Mbak Ribka Tjiptaning ada Mas Nusyirwan Sujono, sangat clear dan Pak Ganjar Pranowo adalah kesinambungan kepemimpinan Presiden Jokowi yang punya komitmen," ujar dia.

Dukungan Jokowi ke kedua bacapres itu menjadi sorotan. Sikap ini disebut menunjukkan panas dingin antara dia dan PDIP.

Ini bukan kali pertama PDIP menekankan pilihan Jokowi dalam Pilpres mendatang. Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soejono mengatakan Jokowi bakal mendukung penuh Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Nusyirwan menyampaikan itu merujuk kehadiran Jokowi di pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP pada Selasa (6/6). Menurutnya, kehadiran Jokowi di Rakernas III PDIP secara otomatis menepis isu dukungan ke Prabowo Subianto

"Pak Jokowi mendukung penuh untuk kemenangan Pak Ganjar," kata Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soejono kepada CNNIndonesia.com.

(isa/chri)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER