Sebanyak 12 perjalanan kereta api (KA) sempat dihentikan imbas gempa bumi yang mengguncang wilayah Bantul, DI Yogyakarta dan sekitarnya, Jumat malam (30/6).
"Ada 12 perjalanan KA yang dihentikan, baik di Stasiun maupun di petak jalan (lintas)," kata Manajer Humas KAI Daop VI Yogyakarta, Franoto dalam keterangannya, Jumat malam.
Namun, hasil pemeriksaan jajaran Prasarana Daop VI Yogyakarta, kereta-kereta tersebut dinyatakan aman untuk melanjutkan perjalanan kembali.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perjalanan kembali dilanjutkan setelah beberapa menit dihentikan.
"Pukul 20.40 dinyatakan aman dan Kereta Api bisa berjalan normal kembali," imbuh dia.
Berikut daftar perjalanan kereta yang sempat dihentikan ketika gempa mengguncang Yogyakarta.
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,4 mengguncang wilayah Yogyakarta pada Jumat (30/6). Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa terjadi pada pukul 19.57 WIB.
"Tidak berpotensi tsunami," mengutip akun Twitter @infoBMKG, Jumat (30/6).
Pusat gempa berada di laut kedalaman 12 kilometer sebelah barat daya Bantul, DI Yogyakarta. Lokasi tepatnya berada di 8.70 Lintang Selatan, 110,06 Bujur Timur. Titik gempa berada 94 kilometer dari Bantul.
Getaran gempa ini membuat warga berlarian ke luar bangunan. Resi PP (38), warga Gamping, Sleman, merasakan getaran gempa ketika sedang berada di sebuah rumah makan, daerah Jalan Godean, Sleman.
Dia yang tengah bersama keluarganya menyantap makanan, langsung berlari keluar rumah makan begitu sadar getaran bukan cuma perasaannya saja.
"Saya kira saya yang kelaperan. Tapi lampu gantung di atas saya ternyata goyang juga. Langsung saya lari," imbuh karyawan swasta itu.
Bukan cuma dia dan keluarganya, menurut Resi, para pengunjung lain berhamburan keluar rumah makan saat gempa mengguncang.
Getaran kuat juga terjadi di sekitar Magelang, termasuk Candi Borobudur.
"Gempa terasa kuat sekali, ada tiga kali guncangan," ujar Felicia warga di sekitar Candi Borobudur, kepada CNNIndonesia.com, Jumat (30/6).
Felicia mengatakan gempa juga membuat warga yang berdomisili di sekitar Candi Borobudur, khususnya Desa srigentan, Wringinputih, Kecamatan Borobudur berhamburan keluar rumah.
(kum/bmw)