Keluarga dari budayawan Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo dan semua pihak yang telah mendoakan kesembuhan.
Presiden Joko Widodo menjenguk Cak Nun di RSUP Dr Sardjito, Yogyakarta, Minggu (9/7) lalu.
"Buya Yahya, Pak Ismail Yusanto, Mbak Yenni Wahid, Pak Tanto Mendut, dan Bapak Presiden Jokowi telah turut mendoakan beliau, sebagai rasa takzim atas beliau. Doa mereka adalah semangat yang menggairahkan langkah pemulihan Mbah Nun," demikian bunyi keterangan resmi dari Progress Management, selaku Sekretariat Emha Ainun Nadjib dan KiaiKanjeng, Minggu (9/7) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi keluarga besar Cak Nun, sumbangan doa ini adalah penguat dalam menghadapi masa yang tidak mudah ini.
"Kami, cucu-Cucu Simbah dari keluarga besar Maiyah, dan keluarga Cak Nun, menyampaikan penghargaan mendalam kepada semua yang telah berdoa untuk Mbah Nun di rumah sakit maupun di manapun," lanjutnya.
Keluarga Cak Nun dan Maiyah turut mengapresiasi doa dari para tokoh masyarakat lainnya seperti doa dari Haddad Alwi, Habib Rizieq Shihab, Habib Alaydrus, Ganjar Pranowo, Gus Mus, Anies Baswedan, Emil Dardak, Lukman Hakim Saifuddin.
Kemudian Syukri Fadholi, Franky Welirang, Busyro Muqoddas, Kaharuddin Djenod, Ustadz Abdul Somad, Sujiwo Tejo, Dik Doank, Hasto Kristiyanto, hingga Muhammad Nuh.
"Mbah Nun dan komunitas Maiyah selalu berusaha mengajarkan kita semua untuk menghargai keberagaman dan bersatu dalam kemanusiaan, dan doa-doa Anda semua membuktikan bahwa semangat tersebut masih sangat hidup dan kuat dalam hati kita semua," tulisnya.
"Kami, sebagai Cucu-Cucu Simbah dan keluarga Cak Nun, mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas segala doa dan dukungan Anda. Kita semua berdoa agar Mbah Nun segera pulih dan dapat kembali bersama kita semua," tutup keterangan tersebut.
Lihat Juga : |
Cak Nun tengah menjalani perawatan di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta usai tak sadarkan diri sesaat setelah bangun tidur pada Kamis (6/7) pagi.
Cak Nun dikenal sebagai tokoh keagamaan, aktivis, penyair, dan budayawan. Ia Lahir di Menturo, Sumobito, Jombang, Jawa Timur pada 27 Mei 1953.
Ia selama ini juga aktif menggelar acara pengajian dan menginisiasi masyarakat Maiyah melalui acara Sinau Bareng. Kegiatan ini dilakukan hingga ke berbagai daerah Indonesia.
(rzr/bmw)