Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Pemprov DKI Jakarta mengungkap hasil laboratorium sementara terkait kasus kematian puluhan kucing di Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Kepala Dinas KPKP DKI Jakarta Suharini Eliawati mengatakan kasus ini bermula dari aduan warga terkait kematian kucing sejak 5 Juli. Ternyata, kematian pada kucing di wilayah itu terus berulang.
"Pada 11 Juli, kami melakukan turun ke lapangan, mengambil satu sampel. Kita lakukan pemeriksaan di pos pelayanan kesehatan hewan di Pemprov DKI Jakarta, di Dinas KPKP. Organ dalamnya dalam kondisi yang normal, bagus, tetapi memang ditemui cacing di lambungnya. Tapi kan kita masih akan melakukan tindaklanjut," ujar Suharini saat ditemui di RW 5, Kelurahan Sunter Agung, Jumat (14/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk saat ini, Suharini dapat memastikan bahwa hasil pemeriksaan sampel yang telah dilakukan itu kematian bukan karena diracun. Adapun penyebab kematian karena virus belum dapat dipastikan karena memerlukan telusur lebih lanjut.
"Saat sekarang ini hasil dari dokter Ramzi, itu memang tidak dalam diracuni. Kalau virus, itu harus ditelusur. Jadi kita enggak boleh langsung bilang 'Wah ini'. Kalau sudah ada hasilnya, pasti nanti kita sama-sama sampaikan lagi," kata dia.
Lebih lanjut, Suharini menyebut pihaknya melakukan investigasi dengan Balai Besar Veteriner Subang, Jawab Barat dari Kementerian Pertanian.
Menurut dia, investigasi ini bertujuan untuk benar-benar mengetahui terjadi kematiannya berurutan pada puluhan ekor kucing itu.
"Investigasi itu tidak hanya pada binatangnya, tapi keseharian pemilik. Jadi kemarin itu ditanya, pada saat kejang sampai mati itu berapa jam. Kemudian pola mereka terakhir memberi makan itu jam berapa, itu namanya investigasi. Nah dilakukan oleh kawan-kawan yang memang secara profesi itu seperti itu. Jadi hasil atau kesimpulannya adalah kesimpulan yang komprehensif," jelas Suharini.
Suharini mengaku telah memberikan laporkan kematian puluhan kucing mati ini kepada Pj Gubernur Heru Budi Hartanto. Dinas KPKP pun melakukan pelbagai hal sebagai tindak lanjut dari kejadian ini.
Kasatlak Keswan, dokter Ramzi menjelaskan kondisi kucing mati yang diperiksa oleh pihaknya adalah kucing liar. Ia memastikan bahwa satu ekor kucing yang dijadikan sampel itu tidak mati karena diracun.
"Setelah kita autopsi itu yang kemarin itu kan tidak ada perubahan yang signifikan. Artinya, normal-normal saja. Tetapi ada cacing lambung, ada cacing usus. Cacing ini kan bisa merusak pencernaan. Artinya luka usus. Jadi kalau kita definisikan juga dari kematian kemarin, pemeriksaan patologi anatominya, jadi ada luka lambung dan luka usus," ungkap Ramzi saat ditemui.
Ramzi kemudian menerangkan pihaknya melakukan pemeriksaan kesehatan pada kucing-kucing pada kegiatan bakti sosial hari ini. Para kucing di wilayah ini diperiksa kesehatannya. Dari puluhan kucing yang diperiksa, Ramzi tidak menemukan kucing yang dicurigai bergejala serupa dengan kucing yang mati tempo hari.
Pantauan CNNIndonesia.com, sempat ditemukan satu ekor kucing liar yang menunjukkan gejala sakit. Lidah kucing betina itu terus menjulur selama pemeriksaan. Warga yang membawa kucing itu, Yayah (36) dan Vidya (49), mengatakan kucing itu sedang dalam fase menyusui. Kucing itu termasuk kucing liar yang kerap berkeliaran di sekitar rumah warga.
Setelah dilakukan sejumlah tes oleh dokter, kucing itu dinyatakan mengalami kepanasan. Hasil tes virus yang dilakukan pun dinyatakan negatif.
Sebelumnya, puluhan ekor kucing mati mendadak di RW 05 Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dinas KPKP pun melakukan investigasi ke lapangan. Terdapat satu ekor kucing mati ditemukan saat investigasi pada Selasa (11/7).