Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, mengaku sedang mendata sekolah-sekolah yang lahannya berpotensi sengketa seperti yang terjadi di SDN Lengkong Karya 1.
Sebelumnya diberitakan gerbang masuk ke SDN Lengkong Karya 1 diblokir tembok beton oleh warga karena persoalan pembayaran yang belum beres dari pemerintah.
"Iya ini kita inventarisir, sekolah-sekolah yang ada potensi sengketa," ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, Deden Deni, Rabu (19/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deden mengatakan, pihaknya juga telah menginventarisasi sekolah-sekolah di Tangsel dengan akses yang terbatas. Beberapa di antaranya, sudah dibuat kajian untuk perbaikan akses masuk ke sekolah.
"Kita termasuk juga sekolah yang aksesnya terbatas, juga apa kan sulit untuk pengembangan ya, sudah kita inventarisir dan di beberapa sudah kita bikin kajian ada berapa space tanah yang harus kita bebasin, untuk akses ya. Tapi bukan akses yang sengketa, tapi lebih supaya lebih luas aksesnya," ungkap dia.
Deden juga mengungkap, sejumlah kasus sengketa yang ada juga telah selesai.
Terkait masalah penutupan akses masuk sekolah di SD Lengkong Karya 1 tersebut, Deden mengaku solusinya sudah dipikirkan sejak lama. Bahkan, 3 bulan sebelumnya dirinya telah mengunjungi SD tersebut dan berkomunikasi dengan pemilik lahannya.
"Sebenarnya kalau itu, kan kita enggak ini, enggak dadakan kita. Jauh-jauh hari sudah komunikasi dengan warga. Sudah saya ke tempat Lengkong Karya itu 3 bulan ke belakang sama pak camat, pak lurah, sama yang punya tanah itu," tuturnya.
Terpisah, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan persoalan pembebasan lahan kepada warga di depan SDN Lengkong Karya 1 Serpong sudah mencapai titik temu.
Dia menyebut titik temu berkaitan dengan batas dan harga pembebasan lahan.
"Sekarang sudah mencapai titik temu baik harga maupun luasan dan batas-batas yang akan dibebaskan oleh Pemkot untuk jalan masuk ke sekolah," kata Benyamin, dikutp dari detik.com, Rabu.
Benyamin menuturkan penembokan di depan gerbang sekolah itu lantaran belum ada kesepakatan terkait luas dan harga. Meski demikian, Benyamin tak menjelaskan berapa kesepakatan harga pembebasan lahan antara Pemkot Tangsel dengan pemilik lahan.
"Kemarin-kemarin belum ada kesepakatan tentang luasan dan harganya," tuturnya.
Sebelumnya, Deden selaku Kadisbud Tangsel mengatakan pembayaran lahan terkait SDN Lengkong Karya 1 itu masih menunggu APBD Perubahan.
"Kan kita nunggu pembayaran nunggu APBD perubahan, nggak bisa hari ini, kan mekanisme APBD kan begitu. Cuman sambil nunggu, kita bikin kesepakatan, kita bikin perjanjian, bahwa itu akan kita bayar. Mereka sepakat, itu aja. Toh buat kepentingan umum juga," ujar Deden kepada wartawan, Rabu.
Deden mengatakan pihaknya juga telah membuat perjanjian resmi dengan warga pemilik lahan terkait waktu pembayaran. Dia berjanji biaya pembebasan lahan itu pasti akan dibayar.
"Kemarin kita bikin, yang punya tanah kan minta hitam di atas putih. Kita bikin pernyataan bahwa kita akan membayar, di APBD perubahan, dan pasti akan dibayar, sudah kami sepakati. Begitu saja, tinggal menunggu itu saja. Sudah enggak ada masalah kok," klaimnya.
Ketua RT setempat, Asman (55), mengatakan gerbang sekolah hampir seluruhnya terhalang tembok beton karena warga pemilik lahan merasa punya masalah dengan Pemkot Tangsel. Dia mengatakan warga tersebut menyatakan Pemkot Tangsel belum membayar biaya pembebasan lahan.
"Iya masalah dasar itu aja (biaya pembebasan lahan belum dibayar) masih jalan meter ini yang belum selesai. Maksudnya belum dibayar. Masalahnya mah itu aja, enggak ada selain itu," ungkap Asman yang merupakan ketua RT 02 RW 04.
Asman mengungkapkan pemilik lahan dan pihak pemkot telah berkomunikasi untuk menyelesaikan masalah ini. Namun untuk biaya pembebasan lahan memang membutuhkan waktu.
"Cuma untuk menindaklanjuti masalah pembayaran karena pemda, ya itu kan bisa bukan seperti kita pribadi. Diajuin sekarang kalau pribadi kita cocok sudah beres, tapi kan kalau pemda perlu pengajuan perlu apa perlu begitu," kata Asman.
"Jadi mungkin barangkali sebulan dua bulan bisa menyelesaikan ini gitu," imbuhnya.
Asman mengatakan pemilik lahan mengaku akan membongkar tembok ini jika permasalahan pembayaran sudah tuntas. Dia juga berharap penyelesaian masalah SD Lengkong Karya ditutup beton ini tidak sampai berbulan-bulan.