Politikus NasDem Usai Pertemuan Jokowi-Paloh: Kompetisi Tanpa Berantem

Politikus NasDem Muhammad Farhan menilai pertemuan antara Ketua Umum partainya, Surya Paloh, dan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (17/7) mengisyaratkan agar Pilpres 2024 tak diwarnai keributan.

"Para negarawan ini mengajak kita untuk berkompetisi tanpa berantem. Jadi kompetisi boleh, berantem jangan. Jadi kalau pimpinan kita enggak berantem, santai aja lah," ujar Farhan di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (20/7).

Diketahui setelah dua Pilpres terakhir, NasDem untuk kali pertama kemungkinan berseberangan dengan Jokowi untuk pencalonan pemimpin. Pada Pilpres 2024, NasDem sejauh ini berkoalisi dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang bakal mengusung Anies Baswedan.

Sementara itu Jokowi selaku kader PDIP segaris dengan komando partai untuk mendukung Ganjar Pranowo. Selain itu, dia pun disebut-sebut meng-endorse Menteri Pertahanan yang juga Ketum Gerindra Prabowo Subianto.

Lihat Juga : Ganjar Ungkap Makna Baju Garis Hitam Putih dan Pesan dari Jokowi

Terkait pertemuan Surya Paloh dan Jokowi di istana, Farhan mengaku tak pernah mendengar pembicaraan kedua tokoh itu. Menurutnya, perbincangan antara Surya Paloh dan Jokowi dirahasiakan, bahkan dari kader-kader NasDem sejauh ini.

"Enggak diomongin, dirahasiakan. Beneran enggak tahu hasilnya, kita sih iya-iya aja lah. Enggak ada spill sama sekali," tutur Anggota Komisi I DPR tersebut.

Dia juga angkat suara terkait Jokowi yang bertanya kepada Surya Paloh tentang sosok cawapres yang akan mengdampingi Anies Baswedan. Dia menganggap pertanyaan itu sebagai bentuk perhatian dan cawe-cawe.

"Apakah itu bentuk cawe-cawe? Mungkin saja, apakah bentuk perhatian? Pasti. Jadi, saya melihat ke arah positif, Pak Jokowi mau memastikan baik capres jagoan ataupun tidak sama-sama punya visi yang sama untuk meneruskan berbagai program besar di Indonesia. Salah satunya proyek IKN," kata dia.

Farhan juga menilai langkah Jokowi yang bertanya mengenai cawapres Anies kepada Surya Paloh merupakan cara untuk menemukan pengganti presiden selanjutnya.

"Pemimpin yang baik itu kan yang memastikan ada calon pemimpin lain yang bisa menggantikan dengan cara yang baik," ucapnya.

Lihat Juga : Analisis Wajah Baru Prabowo dan Ceruk Suara Kalangan Gen Z

Sebelumnya, Surya Paloh membocorkan sedikit oborolan dirinya dengan Jokowi di istana pada awal pekan ini.

Surya mengaku ditanya oleh Jokowi terkait cawapres yang bakal mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024. Namun, Surya bilang tak mengetahui soal sosok cawapres Anies itu kepada Jokowi.

"Nah Pak Jokowi juga tanya, siapa ini wakil presidennya ini, saya bilang saya belum mikirin itu, yang saya tahu (urusan) Pak Anies itu," ujar Surya di NasDem Tower, Jakarta, Selasa (18/7).

Surya menyampaikan kepada Jokowi bahwa hanya Anies yang mengetahui ihwal sosok yang akan mendampinginya nanti.

"Ya, saya bilang saya belum memahami barangkali Pak Anies yang paling tahu, ya itu saja kira-kira begitu," sambungnya.

Saat disinggung soal kemungkinan terjadinya pertemuan Anies dan Jokowi, Paloh tak mengelak jika pertemuan itu bisa saja terjadi.

"Saya tidak menawarkan, tapi probability itu bisa saja, dan itu bagus kemungkinan itu bisa saja, kemungkinan ke arah itu bisa saja," ucap Surya.

Lihat Juga : Paloh Klaim Punya Hubungan Dekat dengan Jokowi, Tak Sebatas Politik

Dalam pertemuan itu, Surya juga menyebut Jokowi juga sempat menyinggung kritiknya soal revolusi mental yang dialamatkan pada Jokowi.

"Ada (komentar Jokowi). 'Saya sedang tunggu-tunggu, Bang Surya ngomong apalagi ini'," ucap Paloh.

Namun demikian, Surya mengklaim pertemuan tersebut penuh dengan suasana kekeluargaan. Paloh mengaku sudah lama tak bertemu Jokowi.

Menurutnya, pertemuan itu bukan sekadar pertemuan antara Ketum Parpol dengan Presiden. Dia mengaku memiliki kedekatan personal dengan Jokowi.

"Tidak bisa dipungkiri ada hubungan personal yang cukup dekat, hubungan seorang mungkin saya yang lebih dituakan dengan yang lebih muda sedikit," ungkapnya.