UMY Akan Bawa Isu Fenomena Pinjol Penjerat Mahasiswa ke Forum Rektor
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) berencana membawa isu fenomena mahasiswa terjerat pinjaman online dan 'kelompok pelangi' ke forum pertemuan antarrektor mendatang.
"Nanti kita bawa dua isu ini ke pertemuan para rektor, isu mahasiswa terjerat pinjol dan kelompok undercover ini," kata Rektor UMY Gunawan Budiyanto di kampusnya, Kasihan, Bantul, DIY, Senin (24/7).
Gunawan Budiyanto menyebut kemunculan serta aktivitas kelompok pelangi dan fenomena mahasiswa terjerat pinjol telah santer terdengar sejak 2021 lalu. Menurut Gunawan, informasi menyangkut dua hal itu telah menjadi bahasan di kalangan mahasiswa.
Dia menduga fenomena menyangkut dua hal ini mulai timbul saat kegiatan malam mahasiswa banyak tak terkontrol akibat kampus serta kantor mengalami 'lockdown' imbas pandemi Covid-19.
"Karena memang selentingan pinjol dan 'kelompok pelangi' ini sudah lama. Jadi sebetulnya mulai ramai tahun 2021, pada saat kampus-kampus dan kantor-kantor lockdown jam malam kan tidak terkontrol," sambung Gunawan.
Gunawan pun mendesak pihak-pihak terkait membongkar aktivitas kelompok pelangi serta fenomena mahasiswa terjerat pinjol ini.
"Kelompok pelangi di Jogja itu kami minta tolong bisa dibongkar," tegasnya.
UMY, klaim Gunawan, tak tinggal diam menghadapi kedua isu itu. Dia menyebut kampus telah mengambil langkah antisipatif dengan mengumpulkan bidang kemahasiswaan dan membuat gerakan sosialisasi ke kelompok-kelompok mahasiswa.
UMY juga sudah membentuk konselor sebaya guna menjaring berbagai persoalan yang dialami mahasiswa supaya lekas dicarikan solusinya.
"Karena mereka ini justru membagi cerita bukan ke dosen, tapi ke sesama mahasiswa. Karena itu kita membentuk konselor sebaya agar bagaimana kampus bisa memahami masalah yang dipunyai mahasiswa lebih besar lagi," jelasnya.
Gunawan mengaku kasus pembunuhan disertai mutilasi menimpa korban berinisial R yang diduga merupakan salah satu mahasiswa UMY belum lama ini telah menyadarkan pihaknya. Dia mengatakan itu menjadi pelajaran pihaknya bahwa kampus wajib lebih bisa memahami kondisi psikologis mahasiswanya.
"Kami berharap ada seribu konselor sebaya, mereka akan aktif mendampingi dan menampung keluhan-keluhan mahasiswa. Ini yang akan kita lakukan dan kami mohon doa restu mudah-mudahan bisa memetakan kondisi kejiwaan dari mahasiswa kami," imbuh Gunawan.
(kum/kid)