Para sosok yang favorit jadi bakal capres untuk Pilpres 2024 diundang berbicara dalam kegiatan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) di Jambi, Rabu (26/7).
Namun dari tiga sosok favorit bacapres untuk 2024, hanya dua yang terpantau hadir dan berbicara di acara Apdesi tersebut yakni Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Sementara itu Ganjar Pranowo tak terlihat hadir. Pada acara tersebut, Prabowo berbicara yang pertama, sementara Anies bagian selanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat berbicara di panggung Apdesi itu, Prabowo mengklaim bersahabat dengan asosiasi itu karena telah memperjuangkan hak desa sejak belasan tahun lalu.
"Apdesi bagi saya adalah kawan seperjuangan yang lama. Saya sudah berjuang bersama kalian sejak belasan tahun lalu," ujar Prabowo di Jambi seperti dikutip dari siaran via saluran Youtube.
Pria yang juga Ketua Umum Gerindra itu juga mengingatkan para peserta yang hadir bahwa dirinya memperjuangkan komitmen dana desa sejak lama.
Dirinya juga memperlihatkan sebuah piagam komitmen yang dia tandatangani pada 26 Oktober 2013 agar desa di seluruh Indonesia bisa mendapatkan dana Rp1 miliar.
"Kalau saudara ingat sejak 2009-2010 terus kita perjuangkan dana Rp1 miliar 1 desa. Pada 2013 saya menandatangani piagam komitmen kepada Apdesi untuk memperjuangkan dana desa," tuturnya.
Pria yang kini menjabat Menteri Pertahanan itu mengaku bersyukur ketika UU Desa disahkan pada 2014 silam. Ia mengaku itu tak lepas juga dari andil yang dipelopori partainya.
"Alhamdulillah 2014 DPR meloloskan UU Desa yang salah satu pelopornya adalah partai saya kebetulan," kata dia.
Setelah itu, dia mengapresiasi Apdesi yang telah mengundang 3 bakal calon presiden--dirinya, Anies, dan Ganjar-- untuk menyuarakan pendapat soal desa.
"Saya hormat dan salut yang mengundang 3 bacapres. Kita tiga-tiganya belum jadi capres. Akan tetapi, kami bertiga adalah anak bangsa, patriot, cinta Tanah Air," ucapnya.
Oleh sebab itu, dia mengatakan semua pihak harus selalu menjaga kerukunan dan persatuan. Dia juga meyakini bahwa semua partai politik adalah pecinta tanah air dan pembela rakyat.
"Semua partai. Karena itu demokrasi kita harus lain dari negara lain dan kekeluargaan tidak boleh pecah, rusuh, dan ribut. Kita adalah satu keluarga besar," ujar Prabowo.
![]() |
Lihat Juga : |
Sementara itu, Anies yang merupakan bacapres dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mengaku ingin kemiskinan di desa berkurang secara nasional.
Menurut data yang Anies paparkan dalam acara Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) di Jambi, penduduk miskin di desa masih tersisa 12 persen sedangkan di kota 7 persen.
"Ini tidak boleh diteruskan kita harus kurangi. Angka kesejahteraannya di desa Justru harus meningkat dan menurun angka kemiskinannya," ujar Anies saat gilirannya berbicara di panggung Apdesi.
Anies lantas membeberkan kunci penting agar desa bisa sejahtera. Di antaranya adalah terpenuhinya pendidikan, kesehatan, air bersih, akses sanitasi (Mandi, Cuci, Kaskus/MCK), dan lain-lain.
"Makin hari sudah menjadi kebutuhan. Karena itu kita melihat ke depan, kita harus membayangkan desa yang sehat," tuturnya.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu menilai desa-desa yang ada tak perlu berharap memiliki struktur lingkungan seperti perkotaan. Menurutnya, desa punya lingkungan yang sehat dan baik.
"Tidak harus struktur lingkungannya menjadi seperti kota. Akan tetapi, desa harus sehat dan warganya merasakan kemajuan, kebahagiaan, dari basisnya yang tetap pedesaan," kata dia.
Dia juga berharap desa bisa menjadi pusat pelestarian dan pengembangan budaya, bukan sekadar sebagai kawasan yang berada di luar dari kota.
"Pelestarian dan pengembangan adalah kekuatan desa. Mengapa harus dua hal itu? Pelestarian menjaga yang lalu kalau pengembangan membuat yang baru," ucapnya.
Anies mengaku tak ingin desa dianggap sebagai masa lalu yang tak berkembang dan tak dilestarikan.
"Desa harus bisa menjadi tempat pelestarian dan pengembangan kebudayaan. Kita tahu desa juga tempat sumber potensi alam dan lingkungan kita," ujar Anies.
Selain itu, Anies tak ingin kekayaan alam desa tak boleh terpapar dengan kerusakan lingkungan yang terjadi di perkotaan.
"Desa harus menjadi pertahanan lingkungan. Karena itu, kita harus membuat desa menjadi paru-paru Indonesia. Tempat hadirnya air dan udara yang bersih," tuturnya.
(psr/kid)