Gunungan Plastik Sampah Muncul di Alun-alun dan Jalanan Yogyakarta

CNN Indonesia
Jumat, 28 Jul 2023 20:39 WIB
Tumpukan sejumlah plastik berbagai ukuran berisi sampah terpantau menggunung di salah satu sudut Alun-alun Selatan Yogyakarta, Jumat (28/7).
Tumpukan sampah di alun-alun Yogyakarta. (Foto: CNNIndonesia/Tunggul)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Tumpukan sejumlah plastik berbagai ukuran berisi sampah terpantau menggunung di salah satu sudut Alun-alun Selatan Yogyakarta, Jumat (28/7).

Plastik-plastik itu didiamkan begitu saja dan menimbulkan bau yang tidak sedap.

Rizki Ardiansyah, salah seorang penjaga kedai kopi di kawasan Alun-alun Yogyakarta menyebut tumpukan plastik itu baru terlihat pagi tadi sekitar pukul 06.00 WIB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengaku tak tahu menahu dari mana sumber sampah tersebut hingga menumpuk di sana. Padahal, lanjut dia, menurut rekannya yang berjaga di kedai sampai pukul 04.00 WIB subuh tadi tumpukan plastik itu belum tampak.

"Pas saya buka kedai dan jaga, sampah sudah ada," kata Rizki saat ditemui Jumat sore.

Rizki mengiyakan bahwa tumpukan sampah plastik itu cukup mengganggu. Selain tak indah dipandang, kata dia, tumpukan sampah misterius itu juga menimbulkan aroma menyengat. Pengunjung kedainya juga mengeluhkan hal serupa.

"Yang jajan kopi di sini juga komplain. Maunya segera diangkut, kalau kelamaan jadi sepi pembeli," keluhnya.

Salom, salah seorang pedagang angkringan setempat juga merasa terganggu lantaran tumpukan sampah itu hanya berjarak sekitar 20 meter dari lokasi ia berjualan.

Dia khawatir bau yang ditimbulkan dari gunungan sampah itu membuat pengunjung tak betah atau bahkan tidak mau mampir sama sekali.

"Baunya kayak (bekas) potongan ayam sampai tempat saya jualan. Pasti itu sampah dari luar. Karena kalau sampah dari sekitar sini nggak bau, soalnya cuma plastik dan daun-daun paling," ujarnya sambil berharap tumpukan sampah itu dan di beberapa lokasi lain segera diangkut.

Sehari sebelumnya, tumpukan sampah plastik juga terlihat di beberapa sudut jalanan Kota Yogyakarta seperti di Jalan Kusbini, Godokusuman, atau di tepian kawasan Kotabaru. Pun demikian pula di Jalan HOS Cokroaminoto.

Pemandangan macam ini seringkali terlihat setiap kali Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional Piyungan tutup.

Pada Mei tahun lalu, TPA yang selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Bantul (Kartamantul) juga pernah ditutup karena blokade sejumlah warga Dusun Banyakan 1-3, Ngablak, Watu Gender, Bendo, dan Nglengkong.

Saat itu mereka menuntut agar TPA Piyungan ditutup secara permanen. Imbas blokade ini, sampah tampak menggunung di sejumlah depo atau tempat penampungan sementara di Kota Yogyakarta.

Sementara di tahun ini, penutupan diberlakukan sejak 23 Juli hingga 5 September 2023 dikarenakan lokasi zona eksisting TPA Regional Piyungan yang sudah sangat penuh dan melebihi kapasitas, sehingga pelayanan sampah yang mencapai 850 ton per hari dari Kartamantul tak memungkinkan dilakukan. Penutupan juga diterapkan karena Pemda DIY sedang menyiapkan pembangunan Landfill Zona Transisi 2 yang ditarget rampung Oktober 2023.

Per hari ini, Jumat (28/7), Pemda DIY mengizinkan TPA Piyungan beroperasi secara terbatas. Sekda DIY Beny Suharsono menuturkan, sampah-sampah dari Kota Yogyakarta bisa dibawa ke sana dengan catatan maksimal 100 ton per hari. Sebanyak 15 ton lainnya diangkut ke Kulon Progo dan sisanya dikelola sendiri. Untuk diketahui, produksi sampah harian di Kota Gudeg mencapai 210 ton.

Sementara itu Kabupaten Sleman diminta mengoptimalkan Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Tamanmartani, Kalasan untuk menangani sampah-sampah mereka. Sedangkan Kabupaten Bantul diinstruksikan mengelola sampahnya secara desentralisasi. Sampah kini diurus oleh masing-masing kelurahan.

(kum/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER