Sebanyak 1.109 orang mengungsi akibat kebakaran di permukiman padat penduduk di Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (30/7).
Setidaknya ada 400 rumah ditempati 200 Kepala Keluarga yang hancur karena kebakaran.
Dalam pantauan CNNIndonesia.com pada Senin (31/7) pukul 12.00 WIB, ribuan warga yang terkena imbas dari peristiwa itu kini hanya bisa beristirahat di tenda darurat sambil menunggu beberapa perlengkapan dan bantuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambil menyantap makan siang, sesekali mereka membicarakan kejadian kemarin yang membuat ratusan rumah di permukiman padat penduduk itu gosong dan hancur. Sedangkan para petugas masih beraksi dan berkoordinasi demi melengkapi bantuan logistik untuk para pengungsi.
Menurut salah satu warga Kapuk Muara RT01/03 bernama Tini mengaku sudah mendapat berbagai bantuan. Meski demikian, ia dan pengungsi lain masih kesulitan untuk buang air kecil atau besar karena toilet darurat belum tersedia.
"Kalau bersih-bersih kan banyak tisu basah. Nah, kalau mau buang air kecil itu yang ribet. Saya nahan-nahan aja dari tadi pagi, makanya males minum ini sekarang," ujar Tini saat diwawancarai CNNIndonesia.com di lokasi pengungsian.
Sambil menggendong anak, Tini bercerita singkat tentang kejadian kemarin. Ia mengatakan kebakaran itu membuat semua orang terkejut bukan main, beberapa orang berteriak histeris sambil membawa ember-ember berisi air.
"Pas kebakaran itu saya kaget soalnya datang dari arah sana ( menunjuk arah sekitar 100 meter dari rumahnya). Karena pada ramai, kita juga keluar terus ajak anak-anak ke depan (menjauh dari area kebakaran). Yang bapak-bapak pada ambil air juga [buat menjinakkan api]," kata dia.
Di lokasi kebakaran, terlihat pula anak-anak hingga remaja yang masih meratapi puing-puing rumah gosong. Beberapa di antara mereka turun menghampiri rumah yang semula tampak baik-baik saja sambil mencari sesuatu.
Beberapa di antaranya juga masih menetap di bawah rumah-rumah itu sambil memasang terpal untuk menghalau panas matahari meski tenda pengungsian masih lengang.
Menurut salah satu warga Kapuk Muara RT01/03 bernama Aji mengaku masih kelelahan sejak peristiwa kemarin. Oleh sebab itu dia duduk selonjoran di bawah terpal dekat puing-puing rumah.
"Selonjoran dulu sini ngadem. Saya juga capek baru selesai beres-beres puing. Nyicil sedikit biar agak rapi, soalnya banyak paku sama besi, kan, takut kena anak-anak," ujar Aji.
Bersama bapak-bapak lain yang berkumpul, Aji juga mengingatkan anak-anak agar tidak mendekati puing karena lokasi tersebut berbahaya. Ia khawatir anak-anak tersebut terluka di lokasi tersebut.
"Heh jangan pada ke sana, balik sini balik. Jangan susah dibilangin, sini balik. Nanti kalau pada jatuh nangis lagi," potongnya mengingatkan anak-anak berseragam SD yang berada di dekat puing-puing sisa kebakaran.
![]() |
Kapolres Jakarta Utara Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengaku memang banyak warga yang mengeluh dengan kondisi pascakebakaran di Penjaringan, Kapuk Muara, Jakarta Utara, Senin (31/7).
Menurutnya, hal itu wajar lantaran kejadian tersebut baru saja terjadi satu hari lalu. Meski begitu, dia tetap mengerahkan personil untuk memberikan bantuan untuk para pengungsi.
"(Keluhan) ya wajarlah ini kan baru satu hari, masa-masa transisi. Tapi ada beberapa bantuan seperti alat mandi dan pakaian. Makanan relatif cukup, tapi ada juga yang belum ada dan dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari," ujar Gidion.
Ia juga menyoroti soal keluhan pengungsi yang kesulitan buang air kecil atau besar karena toilet darurat belum tersedia. Menurutnya, MCK dan air bersih sedang dalam proses pengadaan.
"MCK masih dalam proses. Kemudian air bersih yang tanki juga sudah dalam proses, semuanya proses. Ini kan lumayan panjang kayaknya," tuturnya.
Ia sempat berinteraksi dengan dengan anak-anak di lokasi kebakaran. Ia akan berkoordinasi dengan pemerintah kota agar anak-anak tersebut bisa tetap bersekolah meski dalam keadaan sulit.
"Hari ini mereka tidak sekolah. Tapi kan ada treatment juga ada Pemko, pasti kita akan perhatikan untuk sekolah supaya tidak terlantar," kata dia.
![]() |
Sebelumnya, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan pihaknya telah menelusuri dan mencari penyebab kebakaran itu terjadi. Pihaknya menduga si jago merah muncul dari percikan listrik.
"Info sementara diduga dari pemanas air dari listrik di samping Masjid Nurul Huda yang Menyambar Pergudangan," ujar Isnawa Adji kepada CNNIndonesia.com, Minggu (30/7).
Isnawa mengatakan pihaknya tak akan melakukan pembersihan hari ini. Menurutnya, BPBD akan melakukan penanganan untuk seribu pengungsi yang menetap di tenda darurat.
Sebelumnya Kasatpel Pengolahan Data dan Informasi Kebencanaan BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang mengatakan tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu.
Akan tetapi, dia terdapat dua warga terkonfirmasi mengalami sesak napas dan harus dilarikan ke Puskesmas Penjaringan. Pihaknya juga telah mengalokasikan bantuan.
"BPBD DKI mendistribusikan 10 dus air mineral, 33 lembar selimut, 33 pcs mukena, 33 lembar sarung, 10 lembar terpal, 25 matras, 12 paket family kids, 10 paket kids ware, dan 12 paket sandang untuk para korban," kata dia.
(psr/kid)