Bali Tower Klaim Pihak Korban Kabel Optik Minta Rp5 M, Keluarga Bantah

CNN Indonesia
Kamis, 03 Agu 2023 18:57 WIB
Sultan Rif’at Alfatih, mahasiswa korban jeratan kabel fiber optik. (Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kuasa Hukum PT Bali Towerindo (Bali Tower) Tbk, Maqdir Ismail buka suara soal penawaran uang Rp2 miliar kepada keluarga Sultan Rif'at Alfatih, korban kabel fiber optik

Menurutnya penawaran tersebut merupakan bantuan kemanusiaan sebagai bentuk simpati dan empati terhadap kecelakaan yang menimpa Sultan.

"Rp2 miliar itu bantuan kemanusiaan akibat terjadinya kecelakaan ini," ujar Maqdir dalam konferensi pers di All Season Hotel, Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (3/8).

Maqdir menyebut keluarga Sultan sempat meminta sejumlah uang Rp5 miliar dan jaminan biaya pengobatan hingga korban sembuh total. Namun, pihak perusahaan menyampaikan akan memberikan penggantian biaya perawatan dan pengobatan yang dikeluarkan keluarga Sultan lalu memberikan dana bantuan kemanusiaan senilai Rp2 miliar dalam bentuk tunai atau surat berharga.

Pihak keluarga disebut sempat menerima tawaran pergantian biaya tersebut namun tidak berkenan merinci bukti pengeluaran untuk biaya perawatan dan pengobatan. Sementara kesepakatan belum tercapai lantaran perusahaan meminta rincian pengeluaran untuk laporan pertanggungjawaban pada pemilik saham.

"Kemudian keluarga Sultan menolak dana kemanusiaan yang ditawarkan senilai Rp2 miliar dan meminta adanya jaminan pembiayaan untuk pengobatan. Kemudian, mereka meminta ganti kerugian imateriel senilai Rp10 miliar," tuturnya.

Maqdir mengatakan permintaan tersebut sudah berbeda dengan apa yang disampaikan Bali Tower kepada keluarga Sultan pada pembicaraan awal Meski demikian, Bali Tower mencoba dengan itikad baik menghubungi dan berbicara dengan keluarga Sultan dengan mengutus orang untuk bernegosiasi.

"Akan tetapi sayangnya belum ada sepakat tentang besarnya biaya kemanusiaan yang bisa diterima oleh keluarga Sultan," ucapnya.

Kecelakaan bukan kelalaian

Maqdir juga menyoroti permintaan keluarga Sultan kepada Bali Tower, yakni meminta maaf secara terbuka. Menurut Maqdir, permintaan maaf tersebut harus melihat keseluruhan kejadian secara jernih.

"Permintaan maaf ini apakah karena dianggap Bali Tower yang melakukan kesalahan atau karena apa? Kalau kita bicara soal bukti kesalahan, apa bukti kesalahannya?" tuturnya.

Menurutnya, kabel fiber optik yang menjerat Sultan sebelumnya baik-baik saja pada 26 Desember 2023 sebelum menelan korban.

"Terus terang saya tidak berani menyalahkan orang karena yang bisa melakukan itu hanya hasil penyelidikan. Kabel itu sampai 26 Desember 2022 tidak ada masalah kami mengetahui kejadian itu saat orang melakukan komplain internet mati 5 Januari 2023," tuturnya.

Maqdir menegaskan kejadian itu bukan karena kelalaian, melainkan kecelakaan murni. Hal tersebut didapat dari hasil investigasi yang dilakukan tim Bali Tower.

"Hal ini juga diperkuat dengan laporan kecelakaan lalu lintas pada 7 Januari 2023 yang menyatakan kejadian itu merupakan kecelakaan tunggal," ucapnya.

Sejak September 2017 hingga Desember 2022, kata Maqdir, tim maintenance memberi laporan tiang dan kabel berada di posisi normal dengan ketinggian kurang lebih 5,5 meter.

Menurut Maqdir, Bali Tower baru mengetahui adanya insiden tersebut karena laporan dari pelanggan yang mengeluhkan internet mati yang disebabkan oleh tiang dan kabel fiber optik.

"Setelah dicek, pada 6 Januari 2023 sekitar pukul 00.36 WIB, memang terlihat tiang di lokasi yang sudah melengkung dan kabel yang sudah terputus," ucapnya.

Menurut Maqdir, Bali Tower menduga ada kendaraan besar seperti truk dengan bawaan berat yang terjerat kabel sehingga tiang melengkung dan menghasilkan untaian kabel.

Kemudian, kabel yang menjuntai di bawah itu tertarik mobil berjenis SUV hingga terlepas dan menjerat Sultan tepat di leher yang sedang berada di belakang mobil tersebut.

"Jadi, ini bukan terjadi karena kelalaian perusahaan karena dari penjelasan di atas perusahaan telah secara rutin melakukan maintenance berkala untuk memastikan ketinggian kabel berada dalam kondisi normal dan tidak mengganggu lalu lintas," ucapnya.

Sebelumnya, kabel yang menjuntai di Jalan Pangeran Antasari, Jakarta Selatan (Jaksel) mencelakai seorang Mahasiswa Brawijaya bernama Sultan Rif'at Alfatih.

Sultan mengalami kecelakaan usai terjerat kabel hingga membuat tulang tenggorokan dan saluran makannya putus. Hal itu membuatnya tak bisa makan dan minum secara normal.

Fatih, ayah dari Sultan mengaku disodorkan uang kompensasi sebesar Rp2 miliar dari PT Balitower Sentra TKB (Bali Tower) sebagai pertanggungjawaban pada Jumat (28/7) atas kejadian yang menimpa anaknya, namun ia menolak.

Ia lantas mendatangi Polda Metro Jaya untuk melaporkan dan mengadukan Bali Tower sebagai pihak penanggung jawab kabel fiber optik yang membuat Sultan celaka pada Rabu (2/8).

Fatih menilai Bali Tower tidak beretika lantaran menawarkan uang kompensasi saat anaknya masih sakit tanpa berdiskusi dulu dengan pihak keluarga terkait fakta kejadian dan apa yang harus dilakukan.

Kuasa hukum keluarga, Tegar Putuhena, menyampaikan pihaknya menuntut Bali Tower untuk meminta maaf secara terbuka dan mengakui kesalahan atas kasus ini.

"Akui kalau itu kesalahan dari Bali Tower secara terbuka. Kedua, dia minta maaf secara terbuka supaya tidak ada Sultan-Sultan yang lain. Karena pengendara sepeda motor di Jakarta banyak, maka akan terjadi lagi terjadi lagi," tuturnya.

Tegar juga membantah keluarga meminta uang sebesar Rp5-10 miliar kepada Bali Tower.

"Kalau keluarga bilang mau Rp5 miliar sampai Rp10 miliar itu saya pastikan fitnah, itu fitnah yang keji," ungkapnya.

Menurutnya, keluarga hanya ingin Bali Tower berdialog secara kekeluargaan tidak hanya menyodorkan uang semata. 

"Ayah bilang gini 'Mas jangankan Rp2 miliar, bawa Rp10 Miliar pun saya tolak'. Artinya bukan soal uang, ini soal adab. Kamu datang bertamu, kemudian ada anak manusia yang kesakitan, itu ada adabnya. Nah, yang diinginkan oleh keluarga adalah duduk bareng, ayo kita buka data bersama-sama, data Bali Tower dibuka data kita dibuka nanti ketemu jalan tengahnya," paparnya.

(psr, pan/isn)


KOMENTAR

TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK