Dua Relawan Ganjarian Spartan Mundur sebagai Caleg dan Kader PSI

CNN Indonesia
Senin, 07 Agu 2023 18:27 WIB
Dua calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan mundur sebagai kader dan pencalegan mereka dari partai tersebut.
Ilustrasi. Kader partai PSI saat pendaftaran partai politik di KPU. (CNN Indonesia/Arief Bimaputra).
Jakarta, CNN Indonesia --

Dua calon anggota legislatif (caleg) dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan mundur sebagai kader dan pencalegan mereka dari partai tersebut.

Keduanya, Dwi Kundoyo dan Estugraha mundur sebagai caleg PSI untuk DPRD DKI Jakarta dan Kota Bogor. Keputusan itu diambil Dwi dan Egha setelah partainya dianggap bermain mata dan mulai dekat dengan bakal capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.

"Akhirnya, dengan penuh kesadaran, melalui kalimat, ideologi dibentuk oleh sejarah, saya menyatakan mundur sebagai calon legislatif DPRD DKI Jakarta dari PSI," kata Dwi dalam jumpa pers di Jakarta Pusat, Senin (7/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dwi merupakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Ganjarian Spartan. Sedangkan, Egha sebagai Wakil Ketua Umum di organisasi tersebut.

Dwi mengatakan sejak awal keputusannya untuk bergabung dan menjadi caleg PSI karena telah menyatakan dukungan kepada Ganjar Pranowo. Namun, dia menilai partainya kini justru bermain mata saat menerima kunjungan Prabowo pada Rabu (2/8) lalu.

"Kehadiran Prabowo ke DPP PSI, yang disambut hangat buat saya sudah mencederai semangat dan pandangan perjuangan saya selama ini," kata Dwi.

Sejak menjadi aktivis mahasiswa pada akhir 90an, dia menganggap Prabowo sebagai orang yang diuntungkan dari praktik KKN Orde Baru. Dwi mengaku sebagai pendiri dan presidium pertama FKSMJ (Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta) dan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Pada 2019, Dwi mengaku mendukung Jokowi karena tak ingin Prabowo terpilih sebagai presiden. Dia tak senang karena Prabowo dan pendukungnya kala itu terus memainkan isu-isu SARA. Melihat rekam jejak itu, Dwi mengaku akan terus menolak dan menentang Prabowo sebagai calon pemimpin dan presiden Indonesia.

"Melihat rekam jejak Prabowo Subianto ... menguatkan saya untuk berada dalam posisi melawan, menentang dan mengambil sikap untuk pergerakan menolak Prabowo Subianto memimpin negeri yang berbhineka ini," kata dia.

(thr/ugo)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER