Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menilai pembentukan komando gabungan siber lebih mungkin dilakukan daripada pembentukan angkatan siber di lingkup TNI.
Hal itu disampaikan Anton merespons wacana yang disampaikan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) soal pembentukan Angkatan Siber untuk melengkapi matra Angkatan Darat, Laut dan Udara yang sudah ada di TNI saat ini.
"Mengingat Indonesia masih memiliki kendala besar terkait pemenuhan anggaran pertahanan, opsi yang dapat dipertimbangkan adalah pembentukan Kogab Siber di bawah Mabes TNI," kata Anton saat dihubungi, Selasa (8/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anton mengatakan usul pendirian matra siber sebagai bagian dari angkatan bersenjata dapat dipahami di tengah perkembangan keamanan global yang tidak menentu.
Meski demikian, kata dia, perhatian terhadap pertahanan siber tidak melulu harus diwujudkan dalam bentuk matra militer tersendiri.
Ia mengatakan ada opsi lain yang juga diamini oleh sejumlah negara yaitu, dijadikan unit khusus dalam sebuah matra atau dikendalikan dalam sebuah komando militer gabungan (joint cyber command).
Opsi ini lebih menekankan pada penyatuan komando dan kendali satuan serta unit siber yang tersebar di tiga matra.
"Dengan kata lain, opsi ini menempuh pendekatan dengan penguatan Satsiber Mabes TNI menjadi Kogab Siber," katanya,
Ia tidak menampik bahwa penguatan satuan itu akan tetap memakan biaya. Akan tetapi, perubahan yang ditawarkan tidak sekompleks birokrasi pendirian sebuah matra baru.
"Meski demikian, cetak biru dan peta jalan Kogab Siber tetap dibutuhkan agar ada panduan perencanaan yang jelas terkait bagaimana TNI menghadapi perubahan karakter peperangan masa depan," katanya.
Usul pembentukan matra baru berupa Angkatan Siber pertama kali dicetuskan Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto. Dia berkaca dari Singapura yang sudah memiliki angkatan semacam itu sejak 2022.
"Saya harus menawarkan roadmap-nya apakah Indonesia nanti seperti Singapura punya angkatan siber melengkapi Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara," ucap Andi mengutip Antara, Selasa (8/8).
Singapura mempersiapkan pembentukan angkatan siber selama tujuh tahun. Lalu diresmikan pada Oktober 2022 lalu.
Kebutuhan di sektor pertahanan seiring berkembangnya teknologi yang menjadi faktor pembentukan.
"Mereka punya seragam hijau untuk AD, seragam putih untuk AL, seragam biru AU dan abu-abu untuk Angkatan Digital dan Intelijen," ucap Andi.
(yoa/bmw)