Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengaku kaget perihal nama Hillary Brigitta Lasut yang terdaftar dalam Daftar Calon Sementara (DCS) dari Partai Demokrat untuk Pemilu 2024. Padahal menurutnya Brigitta merupakan anggota DPR aktif dari NasDem.
Hillary saat ini tercatat sebagai anggota Komisi I DPR RI Fraksi NasDem. Ia merupakan anggota DPR termuda pada periode 2019-2024.
"Saya kaget juga mendengar itu, karena setahu saya Hillary ini anggota DPR RI dari Partai NasDem yang masih aktif hari ini," kata Ali saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Senin (21/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ali pun mempertanyakan apakah Hillary memiliki KTA partai lebih dari satu. Ia selanjutnya juga mempertanyakan alasan Hillary yang langsung maju lewat Demokrat tanpa permisi dari NasDem.
Berdasarkan DCS DPR RI yang dirilis KPU, Hillary maju caleg Demokrat untuk DPR RI daerah pemilihan (dapil) Sulawesi Utara. Dalam DCS tersebut, Hillary Brigitta Lasut mendapatkan nomor urut 1 di Dapil Sulawesi Utara.
Ali pun meminta agar KPU menggugurkan status pendaftaran caleg Brigitta lewat Demokrat itu.
"Di sini kita bicara tentang integritas, you mau berada pindah ke partai lain dengan pertimbangan itu hak kamu. Tapi di sisi lain kamu harus menanggalkan fasilitas yang kamu miliki dari partai sebelumnya," ujar Ali.
Saat dikonfirmasi, Brigitta mengaku dirinya sudah bukan menjadi kader NasDem setelah partai pimpinan Surya Paloh itu mengeluarkan surat pergantian antarwaktu (PAW) per 27 Juni lalu.
Dalam dokumen surat yang diberikan kepada CNNIndonesia.com, terlihat surat bernomor F-Nasdem.210/DPR RI/VI/2023 itu ditandatangani oleh Ketua Fraksi NasDem Roberth Rouw dan Sekretaris Fraksi NasDem Saan Mustopa.
Dalam surat itu tertulis penyampaian pencabutan penempatan tugas alat kelengkapan dewan di DPR RI atas nama Hillary Brigitta Lasut.
"Pura-pura kaget seperti itu biasa di politik. Malah saya sudah membuat gugatan ke mahkamah partai tapi belum ditanggapi," kata Hillary kepada CNNIndonesia.com, Senin (21/8).
Hillary mengatakan sebelum surat itu dilayangkan, dirinya sudah mendapatkan informasi bahwa proses PAW atas dirinya sudah dilakukan sejak Mei-Juni 2023. Namun, menurutnya upaya PAW itu tidak diproses oleh Ketua DPR lantaran dirinya tidak berkhianat terhadap NasDem.
"Ini hanya dinamika internal karena satu dapil dengan senior-senior di partai," kata dia.
Namun demikian, Hillary menyampaikan rasa hormatnya kepada Ketua Umum NasDem Surya Paloh dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu NasDem Prananda Paloh. Ia menyebut masalah internal yang menyasarnya imbas sejumlah senior yang kurang senang dengannya.
"Saya banyak utang budi kepada Pak Surya Paloh. Tetapi anak buah Pak Surya Paloh mungkin banyak yang tidak simpatik dengan saya, sehingga saya harus bisa menerima," ujarnya.
Hillary dapat melenggang ke DPR setelah mengantongi 70.345 suara di daerah pemilihan Sulawesi Utara pada Pemilu 2019.
Perempuan kelahiran Manado, 22 Mei 1996 itu mendapat sorotan saat menjadi pimpinan sementara sidang paripurna awal masa jabatan anggota MPR, DPR, DPD periode 2019-2024.
Saat itu, ia selaku anggota dewan termuda memimpin sidang bersama anggota DPR tertua, almarhum Abdul Wahab Dalimunthe.
(khr/gil)