Ketua Umum Partai Ummat Ridho Rahmadi menanggapi Litbang Kompas yang menyatakan parpolnya tak lolos parlemen berdasarkan hasil survei perlu melakukan evaluasi metodologi.
"Kebetulan saya pribadi memang belajar 9 tahun terakhir di data sains, otak-atik ilmu data lah. Saya mewakili Partai Ummat mengkritisi, metodologi yang dilakukan litbang," kata mantan dosen Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) tersebut di kantor DPW Partai Ummat DIY, Sabtu (26/8).
Ridho mempertanyakan jumlah responden yang cuma sekitar 1.500 atau hanya 0,00074 persen dari total Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih. Baginya, itu sangat tidak representatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita menyarankan litbang kompas memang memperbaiki metodenya dengan DPT kita yang 204 juta, ini kita belum bicara sebaran lagi. Ini mungkin Jakarta saja, 1.500 (responden) mungkin Jakarta Timur, di daerah Pasar Rebo dan segala macam umpamanya, satu kelompok satu gang, sangat tidak merepresentasikan," tegas menantu Amien Rais itu.
Ridho mengkonklusikan bahwa hasil survei yang menyatakan partainya tak lolos ke Senayan itu lemah secara saintifik dan sulit dipertahankan dari berbagai macam sisi akademis.
"Jadi metodologi akan sulit dipertahanan dan lebih lagi outputnya. Di statistik ada istilah garbage in garbage out, masuknya sampah keluarnya juga sampah. Jadi ini kita akan sulit menggunakan ini sebagai dasar," terang Ridho.
Lihat Juga : |
Maka dari itu, lanjut Ridho, partainya memilih tak menghiraukan hasil survei itu dan tetap optimis menyambut Pemilu 2024 dengan kerja-kerja partai demi bisa menembus parlemen.
"Bagaimana kita mau menyandarkan suatu hal yang sangat penting, waktu dia tadi bahwa menyatakan partai tidak lolos terhadap sesuatu yang secara saintifik itu sangat lemah," ucap dia.
Sebelumnya, Litbang Kompas merilis hasil survei yang mencatat sejumlah partai tidak lolos ke parlemen di Pemilu 2024 dengan elektabilitas yang terekam pada periode Agustus 2023.
Dua parpol besar seperti PAN dan PPP berdasarkan hasil survei dinyatakan tak lolos karena elektabilitas kedua partai politik parlemen itu berada di bawah parliamentary threshold sebesar empat persen.
PAN memperoleh elektabilitas sebesar 3,4 persen, naik 0,2 persen dari survei pada Mei lalu.
Sementara PPP pada survei kali ini hanya memperoleh 1,6 persen. Elektabilitas PPP turun hampir setengahnya dibanding Mei lalu yang tercatat meraih 2,9 persen.
Selain PAN dan PPP, sejumlah partai politik peserta Pemilu 2024 juga diprediksi tak lolos parlemen. Perindo tercatat memiliki elektabilitas 3,4 persen.
Selain itu, Hanura, PSI, Garuda, Gelora, Partai Ummat, PBB, dan Partai Buruh diprediksi hanya memperoleh suara di bawah satu persen.
Survei Litbang Kompas dilakukan melalui wawancara tatap muka yang diselenggarakan pada 27 Juli-7 Agustus 2023 dengan melibatkan 1.364 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi.Margin of errorsurvei lebih kurang 2,65 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
(kum/asa)