Pemprov DKI Bakal Setop Semprot Air ke Jalan demi Atasi Polusi Udara
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan akan berhenti penggunaan water cannon untuk menyemprot jalan sebagai cara mengatasi buruknya polusi udara di Ibu Kota. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta akan mengevaluasi kebijakan tersebut.
"Kemungkinan enggak (akan dilakukan lagi)," kata Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto di Jakarta Pusat, Rabu (30/8).
Asep menjelaskan DLH bakal mengevaluasi kebijakan itu. Menurutnya, metode tersebut mungkin tidak berhasil dilakukan di suatu negara karena faktor iklim dan cuaca. Namun, menurut dia, di sebagian negara lain metode itu berhasil.
"Kami akan tetap akan evaluasi terhadap upaya penyemprotan menggunakan water cannon. Jadi mungkin kita melihat dulu juga kondisi, apakah pada saat itu cuacanya sedang polusinya terlalu tinggi atau mungkin debunya terlalu banyak, sehingga dikhawatirkan debu yang ada selama ini di jalan kalau menggunakan water cannon pasti akan ke atas," ucapnya.
Sebelumnya, sempat ada empat unit water canon yang dikerahkan untuk menyemprot jalan protokol dalam rangka mengurangi polusi udara di Jakarta. Penyemprotan ini dilakukan dari Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan Sudirman hingga Patung Pemuda Senayan pada kedua sisinya pada Rabu (23/8).
Sejumlah ahli lalu mengkritik langkah itu. Peneliti Meteorologi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Deni Septiadi menilai penyemprotan air untuk menangani polusi udara bisa membuat kondisi polusi makin berbahaya.
Menurutnya, strategi ini berpotensi membuat PM10 yang ada di permukaan tanah terpecah sehingga justru lebih membahayakan manusia.
"Saya agak takut PM10 itu dia pakai water canon itu kan kencang, saya malah takutnya partikel-partikel begitu disemprot dengan tekanan tinggi dia malah pecah, justru menjadi PM2,5," ujar Deni, Jumat (25/8).
(yoa/tsa)