Demokrat Banten Minta Berkoalisi dengan Ganjar Usai Tak Usung Anies

CNN Indonesia
Senin, 04 Sep 2023 11:13 WIB
DPD Demokrat Banten mendesak SBY bergabung dengan koalisi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 usai tak lagi dukung Anies Baswedan.
Demokrat Banten desak SBY dan AHY koalisi ke Ganjar. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Usai resmi mencabut dukungan ke bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan dan Partai NasDem di Koalisi Perubahan untuk Perbaikan (KPP), DPD Demokrat Banten mendesak partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu bergabung dengan koalisi Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Kepala Bakomstrada Demokrat Banten, Rohman Setiawan mengatakan bergabungnya partai yang kini dipimpin Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) koalisi Ganjar yang diisi PDIP dan Partai Persatuan Pembangungan (PPP) merupakan salah satu pilihan realistis saat ini untuk Pemilu 2024.

"Bakomstrada DPD Demokrat Banten mendesak agar Demokrat berkoalisi dengan PDI Perjuangan," ujarnya melalui pesan singkat, Senin (4/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rohman juga berharap jejak masa lalu antara SBY dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sudah seharusnya dieratkan. Terlebih, hubungan antara AHY dan Puan Maharani belakangan semakin dekat.

"Koalisi antara PDI dengan Demokrat akan menjadi langkah baik menyatukan dua partai politik yang selama ini dianggap selalu berseberangan. Anggapan itu sebenarnya sudah mulai terkikis dengan pertemuan Puan Maharani dengan AHY beberapa waktu lalu," kata Rohman.

Ia juga menambahkan Demokrat yang mengusung perubahan untuk perbaikan, tidak bisa disimpulkan tak bisa berkoalisi dengan partai di dalam pemerintah Joko Widodo.

"Program pemerintahan terdahulu yang baik bisa diteruskan. Sedangkan yang dianggap kurang bermanfaat bagi masyarakat, harus dirubah agar menjadi lebih baik lagi," katanya.

"Mempersatukan anak bangsa, demi kepentingan bangsa. Perubahan bukan berarti merubah semuanya, tapi merubah yang tidak baik menjadi baik, meneruskan yang sudah baik," tambahnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menilai Partai Demokrat lebih berpotensi untuk bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto usai menarik dukungan dari Anies Baswedan.

Partai Demokrat sesungguhnya memiliki dua pilihan setelah mundur dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), yakni bergabung dengan gerbong pengusung Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo.

Namun, Burhanuddin menilai potensi Demokrat merapat ke Ganjar lebih kecil mengingat riwayat hubungan Susilo Bambang Yudhoyono dengan Megawati Soekarnoputri.

"Kemungkinan Partai Demokrat memilih dari dua poros yang ada, apakah dari Prabowo atau Ganjar Pranowo. Yang terakhir ini tentu ada masalah lama, yakni hubungan Bu Mega dan Pak SBY yang relatif kurang harmonis," ujar Burhanuddin dalam wawancara CNNIndonesia TV, Sabtu (2/9).

"Jadi potensi Demokrat untuk bergabung memang lebih besar ke Pak Prabowo. Meski pun lagi-lagi kita perlu lebih sabar untuk menunggu pergerakan Partai Demokrat ke depan," lanjutnya.

Meski demikian, Burhanuddin menekankan ada langkah yang harus dipenuhi Demokrat jika bergabung dengan salah satu dari dua koalisi itu. Ia menilai partai pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) itu harus mengubah narasi perubahan yang selama ini disuarakan.

(yan/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER