Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan menilai sikap Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh yang meminta anak buahnya tak melaporkan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sudah benar.
Hal itu dia tuturkan menyoroti Sahroni yang hendak melaporkan jajaran petinggi Partai Demokrat dan SBY ke Bareskrim Polri atas dugaan penyebaran hoaks, Senin (4/8).
"Saya kira apa yang diambil sikap Pak Surya Paloh untuk tidak melaporkan itu sudah benar. Yang kemarin itu ruang politik, yang namanya politik adalah ruang publik, bukan ruang delik, bukan ruang hukum pidana," ujar Hinca di DPP Partai Demokrat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, penyataan SBY masuk dalam ruang demokrasi. Seharusnya, kata Hinca, Partai NasDem mengajak Partai Demokrat beradu argumentasi dari pada melaporkan SBY.
"Karena itu, niat untuk melaporkan ke Bareskrim itu menurut saya tidak tepat, sangat tidak tepat, itu melanggar konsep ruang demokrasi kita. Kalau pak Surya Paloh meminta kepada kadernya untuk tidak jadi melaporkan, itu sudah benar," tuturnya.
Hinca juga mengagakan tak ada mens rea atau niat jahat dalam pernyataan SBY yang mengkritik Partai NasDem. Justru, kata Hinca, SBY sedang memberi penjelasan dalam pernyataannya soal Partai NasDem.
"Tidak ada niat buruk dari ruang publik yang kami bangun kemarin. Itu lebih pada ruang bagi kami untuk berdiskusi berdialog sesama anggota kader partai dan publik, karena publik bertanya, karena itu harus dijelaskan," kata dia.
Sebelumnya, Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni batal melaporkan ke Bareskrim Polri karena diminta secara langsung Surya Paloh dan bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan untuk tak melaporan SBY dan Partai Demokrat.
Ketua BPOKK DPP Partai Demokrat Herman Khaeron memohon doa restu agar SBY dan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri segera bertemu.
"(Peluang SBY dan Megawati bertemu) ya, mohon doa restunya lah," ujar Herman di DPP Partai Demokrat.
Ia juga menyoroti soal PDIP yang masih membuka pintu bagi partai-partai yang hendak mendukung Ganjar Pranowo. Menurutnya, Partai Demokrat masih berkomunikasi dengan PDIP
"Komunikasi (soal SBY dan Megawati) masih terus dijalani. Kan komunikasi itu beberapa level dan itu masih terus berkomunikasi," tuturnya.
Selain itu, Herman menyebut adanya kemungkinan partainya akan membentuk poros baru untuk mencalonkan capres dan cawapres di Pilpres 2024.
"Politik itu kan sangat dinamis, siapa tau nanti akan membangun koalisi baru gitu, bisa saja. Ini hanya pemikiran saya, bisa saja terjadi. Karena dinamika politik," ujar Herman.
Ia juga menyoroti soal menteri aktif yang duduk di kabinet pemerintahan Jokowi dan Ma'ruf Amin diduga mengajak Demokrat, PKS dan PPP membentuk koalisi baru.
"Semuanya tentu di kaji didalami dan tentu sebagai partai yang kami selalu terbuka untuk siapapun tentu semuanya. Ini kemungkinan poros baru mau siapa saja kemungkinan itu bisa terjadi," tuturnya.