Satgas Karhutla Sebut Asap yang Selimuti Jambi Berasal dari Sumsel

CNN Indonesia
Kamis, 07 Sep 2023 01:36 WIB
Komandan Satgas Karhutla Provinsi Jambi Brigjen TNI Supriono menduga kabut asap yang menyelimuti Kota Jambi berasal dari Sumatera Selatan (Sumsel).
Ilustrasi. Kabut asap selimuti Kota Jambi saat kebakaran hutan dan lahan 2019. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Jambi, CNN Indonesia --

Komandan Satgas Karhutla Provinsi Jambi Brigjen TNI Supriono menduga kabut asap yang menyelimuti Kota Jambi berasal dari Sumatera Selatan (Sumsel). 

"Di Jambi timbul asap, tapi tidak separah daerah lain. Asap kita berasal dari angin selatan sehingga kita mendapat bagian asap dari selatan," katanya, Rabu (6/9).

Ia menjelaskan polutan karhutla yang mengepul di bagian selatan terbawa angin sehingga bisa sampai di Kota Jambi. Kebanyakan berasal dari Sumatera bagian selatan (Sumbagsel).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Walaupun ada sebagian besar mendapatkan kiriman, itu berasal dari wilayah selatan dari kabut asap yang menyelimuti Jambi berasal dari Sumatra bagian selatan (Sumbagsel) terutama dari Sumatera Selatan," kata pria yang juga menjabat Danrem 042/Garuda Putih (Gapu) itu.

Diakuinya, asap karhutla dari Provinsi Jambi juga menyumbang polusi di daerah lain. "Ada juga mungkin di wilayah kita sendiri, karena di udara kita tidak tahu. Namun, kemungkinan tersebut kecil," ujarnya.

Selama penanganan karhutla di Provinsi Jambi, kata Supriono, TNI selalu bersinergi dengan Polri, BPBD, Manggala Agni dan lainnya. "Berkat sinergitas kita dan respon cepat semua pihak, api bisa dikendalikan dan bisa dipadamkan," ujarnya.

Ia kembali mengimbau masyarakat agar tidak membuka lahan dengan cara membakar. Ia mengingatkan jangan sampai terjadi kebakaran besar seperti tahun 2019.

"Kita tidak ingin, kejadian pada 2019 terulang kembali karena ada 106 ribu hektare lahan terbakar, ekonomi macet, udara tidak sehat dan kita diklaim dunia internasional," tuturnya.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi mengungkapkan indeks kualitas udara di Kota Jambi dalam kondisi tidak sehat atau berada di garis kuning. Informasi ini dapat dilihat di bmkg.go.id.

Walau demikian, kabut asap tampak tidak terlalu tebal. Masyarakat masih beraktivitas dan berkendara dengan lancar.

Terkait ini, Ibnu mengatakan jarak pandang atau visibility masih dalam garis aman di atas 2.000 meter. Aktivitas penerbangan dan kemaritiman tidak perlu diberhentikan.

"Masih bisa dilakukan kegiatan take off and landing pesawat di bandara. Jadi meski kabut asap, tidak mengganggu penerbangan," Kepala BMKG Jambi, Ibnu Sulityono.



Hari ini, ujar Ibnu, terpantau 11 titik panas yang tersebar di Provinsi Jambi. Sedangkan dari awal Januari hingga 3 September 2023, BMKG Jambi mencatat terdapat 1.301 titik panas.

"Yang paling banyak memang masih di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Sarolangun, dan Merangin. Diikuti Tebo dan Batanghari," katanya.

Ia pun mengatakan puncak musim kemarau di Jambi diperkirakan berlangsung pada September 2023. Terdapat potensi karhutla dan kabut asap selama itu.

"Secara umum sambil nunggu rilis resmi pusat, bahwa awal musim hujan di jambi secara umum masuk pada dasarian 3 bulan Oktober 2023

Karena kondisi tersebut, Ibnu mengimbau pemerintah dan masyarakat terus menerus memantau data yang dimuat BMKG. Tidak hanya itu, ia pun mengimbau masyarakat untuk mengenakan masker dan mulai menghemat air.

"Dengan informasi dari BMKG, pemerintah dan masyarakat bisa merencanakan kegiatan terkait keselamatan dan kesehatan masyarakat. Kondisi udara di Jambi kurang sehat. Sehingga masyarakat sudah seharusnya mulai memakai masker. Dan menghadapi puncak kemarau, masyarakat sudah mesti menghemat air," tuturnya.

(msa/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER