Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa M 6,3, dimutakhirkan menjadi M 6,1, yang terjadi dekat Donggala, Sulawesi Tengah pada Sabtu (9/10) pukul 21.43 WIB tak berpotensi tsunami. Hingga pukul 22.25 WIB dikatakan belum ada petunjuk aktivitas gempa susulan.
"Hasil pemodelan tidak berpotensi tsunami," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan tertulisnya diberitakan Antara.
BMKG mencatat episenter gempa berada di laut, 49 km barat laut Donggala, Sulawesi Tengah, pada kedalaman 20 km. Koordinat lokasi itu 0,02 derajat Lintang Utara, 119,77 derajat Bujur Timur.
Daryono memaparkan berdasarkan pengamatan episenter dan kedalaman hiposenter, gempa ini jenis dangkal diakibatkan aktivitas sesar Palu Kuro. Dari hasil analisis sumber menunjukkan gempa punya mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Guncangan akibat gempa ini terasa di Donggala berskala intensitas V-VI MMI dan kota Palu skala intensitas IV MMI. Kemudian bisa dirasakan penduduk juga di Kabupaten Poso, Sigi dan Toli-toli skala intensitas III MMI lalu di Pohuwatu, Kabupaten Gorontalo dan Samarinda skala intensitas II-III MMI.
Kota Gorontalo terasa gempa skala intensitas II MMI serta Kutai Timur skala intensitas I-II MMI.
Daryono melalui X (Twitter) menjelaskan sampai 22.25 WIB terjadi gempa susulan yang kecil, M 1,9, pada pukul 22.57 WIB.
Dia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tak terpengaruh isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya dan menghindar bangunan retak atau rusak karena gempa.
(fea)