Pemerintah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah menyelenggarakan rapat koordinasi dan evaluasi upaya percepatan penurunan stunting (TPPS). Rakor TPPS ini diselenggarakan di Pendopo Pemerintah Kabupaten Klaten, Senin (11/9).
Kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Bupati Klaten Sri Mulyani, Forkopimda Kabupaten Klaten, Kepala OPD Kabupaten Klaten, Camat, Kepala KUA se Kabupaten Klaten, Tim TPPS Kabupaten atau Kecamatan, dan tamu undangan lainnya.
Kepala Dissosp3appkb Kabupaten Klaten, Muh Natsir, mengungkapkan tujuan dari rapat koordinasi dan evaluasi upaya percepatan penurunan stunting yaitu untuk meningkatkan koordinasi tim TPPS, mengevaluasi tim, serta mengatasi hambatan dan tantangan yang hadapi.
"Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan koordinasi TPPS kabupaten ataupun kecamatan dalam rangka penurunan stunting, mengevaluasi TPPS serta mengatasi hambatan dan tantangan yang ada. Nantinya akan dipaparkan beberapa evaluasi dari masing-masing kecamatan yang diharapkan rapat koordinasi ini dapat mendapatkan solusi," kata Natsir.
![]() |
Pada kesempatan ini, Bupati Klaten, Sri Mulyani, menyampaikan prevalensi angka stunting di Kabupaten Klaten 15,36 persen dan dalam penanganannya, Klaten memperoleh nomor enam terbaik se Jawa Tengah.
Dengan demikian, Sri Mulyani optimis bahwa Kabupaten Klaten dapat menurunkan stunting secara signifikan pada 2024. Selanjutnya, beberapa objek menjadi fokus utama yaitu ibu hamil, ibu menyusul, balita/anak-anak usia PAUD dan yang perlu perbaikan adalah gizi.
"Saat ini prevalensi stunting di Kabupaten Klaten berada di angka 15,36 persen dan diharapkan bisa tercapai target penurunan stunting pada tahun 2024. Kita targetkan untuk 11 persen ya, jadi kita harus optimis dan semangat untuk mewujudkan itu," ujar Sri Mulyani.
Dengan target ini, ke depan pihaknya akan menyusun perencanaan mulai dari kegiatan, penganggarannya, pengawasan serta pengendalian. Tujuannya agar semua kegiatan yang ada dapat tepat mengarah ke penurunan angka stunting di Kabupaten Klaten.
"Kita fokuskan lagi ke sasaran yang tepat dan perlu tindakan menyeluruh ke tingkat Desa, RT dan Keluarga," tuturnya.
Sri Mulyani menambahkan, kegiatan tersebut sebagai langkah untuk menguatkan sinergi dan kepedulian Tim Percepatan Penurunan Stunting dalam rangka koordinasi dan evaluasi terhadap stunting, kompetensi yang dilaksanakan oleh OPD terkait baik secara serentak terprogram maupun lintas sektor.
Dirinya menyebut penanganan stunting secara garis besar dilakukan melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang difokuskan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
"Kegiatan ini adalah langkah untuk menguatkan sinergi dan kepedulian TPPS dalam rangka koordinasi dan evaluasi terhadap stunting," ujarnya.
Dalam kesempatan ini ia mengatakan, penanganan stunting secara garis besar dilakukan melalui intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif yang difokuskan pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Intervensi gizi spesifik adalah intervensi yang berhubungan dengan peningkatan gizi dan kesehatan, sementara intervensi gizi sensitif adalah intervensi pendukung seperti penyediaan air bersih dan sanitasi.
"Menurut berbagai literatur, intervensi gizi sensitif ini memiliki kontribusi lebih besar yakni 70 persen dalam upaya penurunan stunting," imbuhnya.
Terakhir, Sri Mulyani mengapresiasi kegiatan posyandu di desa sehingga dapat membantu menurunkan angka stunting di Kabupaten Klaten. Dirinya berharap kegiatan tersebut dapat menguatkan semangat dan komitmen Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
"Semoga dengan adanya kegiatan ini semakin menguatkan semangat dan komitmen kita sebagai Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) agar bisa menghasilkan generasi muda yang sehat jasmani dan rohani serta bisa bermanfaat bagi masyarakat," pungkasnya.
(adv/adv)