Sebanyak 58 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengaku terjerat jasa pinjaman online alias pinjol demi memenuhi kebutuhan gaya hidup.
Rektor UMY Gunawan Budianto mengatakan temuan itu didasarkan pada hasil survei internal kampus yang menyasar mahasiswanya secara acak. Survei dilaksanakan berkaca pada banyak kasus mahasiswa di luar UMY terjerat hutang pinjol.
"Ternyata ada 58 yang ngaku pinjam pinjol, ada yang sampai enggak bisa bayar. Tapi ada yang sudah selesai," kata Gunawan saat dihubungi, Selasa (12/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Miris bagi Gunawan ketika pihaknya mengetahui alasan para mahasiswanya memakai jasa pinjol karena butuh uang untuk kebutuhan materialistik. Terlebih, dia tak menampik bahwa mayoritas dari mereka sebenarnya tergolong mampu secara finansial. Terbukti, tak ada satu pun yang kesulitan bayar kuliah saat masih memiliki tanggungan pinjol.
"Kebanyakan, saya tanya ngapain (pakai jasa pinjol?) Ada yang bilang ganti HP, ganti motor, untuk gaya hidup. Tapi yang untuk bayar-bayar SPP, nggak ada," keluh Gunawan.
Kata Gunawan, para mahasiswanya itu termakan model penawaran pinjol yang agennya sudah merambah rumah indekos hingga kafe-kafe. Apalagi proses pencairannya cepat dan disinyalir jaminannya mudah.
Meski sebagian besar sudah melunasi pinjaman, menurut Gunawan, mereka sempat curhat soal tingginya bunga pinjol yang mencapai 20-25 persen. Sementara nominal pinjaman mereka berkisar antara Rp5 juta hingga Rp10 juta.
Beruntung, tak seorang pun dari mereka yang sampai hidupnya bermasalah lantaran dikejar-kejar pinjol seperti berbagai kasus di masyarakat. Akan tetapi, Gunawan tak bisa menjamin nantinya tidak ada lagi kasus mahasiswa di kampusnya terjerat pinjol.
Bukannya kampus tidak mengantisipasi. Gunawan mengklaim kampusnya memiliki skema pinjaman syariah buat mahasiswa melalui Baitul Maal wat Tamwil (BMT) UMY. Tapi memang, kadang mahasiswa kurang berpikir secara bijak, selain itu para agen-agen pinjol ini memang licin dalam menawarkan jasanya.
Lihat Juga :![]() EDUKASI KEUANGAN Tips Banting Setir dari Pekerja Kantoran jadi Wirausaha |
"Wah ya susah, mas (menjamin mahasiswa tak terjerat pinjol). Karena mereka (agen pinjol) beroperasinya di kafe-kafe. Dosen-dosen enggak mungkin mengawasi sampai sana," ungkapnya.
Langkah terjauh kampus untuk sementara ini adalah menggencarkan sosialisasi dan edukasi bahaya pinjol. Gunawan berharap ada kesadaran dari para mahasiswanya, termasuk intansi pemerintah terkait seperti kepolisian dalam upaya antisipasi serta memberantas jasa-jasa pinjol.
(kum/isn)