Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluhkan soal minimnya jumlah helikopter water bombing punya pemerintah Indonesia. Menurut dia, saat ini cuma ada 22 unit heli water bombing dan seluruhnya dikerahkan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di semua wilayah secara bergantian.
"Jadi heli water bombing ini seharusnya di Indonesia ini minimal ketika El Nino itu ada 50. Tapi sekarang yang tersedia hanya 22, ini sudah seluruh Indonesia kami kerahkan," kata Kepala BNPB Suharyanto dalam rapat kerja bersama Komisi VIII di Kompleks Parlemen, Kamis (14/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, kata Suharyanto, saat ini pengerahan heli water bombing dari satu daerah ke daerah yang lain disesuaikan dengan tingkat keparahan karhutla.
Ia mengatakan minimnya jumlah unit helikopter water bombing ini dampak dari perang Rusia dan Ukraina.
"Kenapa hanya 22? Karena dulu-dulu ketika Ukraina dengan Rusia belum perang, kami ambil heli dari sana. Nah, sekarang mereka bertempur sendiri sehingga kesulitan," ucap dia.
Selain itu, Suharyanto menjelaskan BNPB bersama kementerian/lembaga lain juga melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk menurunkan hujan. Namun, menurut dia, pada akhir September saat ini cukup susah mendatangkan hujan lantaran awan tidak terbentuk.
"Kami bekerja terus untuk karhutla ini mudah-mudahan tidak seperti kasus di 2015 dan 2019," ujarnya.
Belakangan, karhutla terjadi di sejumlah wilayah Indonesia imbas fenomena El Nino. Lereng Gunung Ijen misalnya, dilanda karhutla sejak Selasa (12/9). Sejauh ini sekitar 20 hektare lahan hangus terbakar.
Blok Savana Lembah Watangan atau Bukit Teletubbies di Gunung Bromo juga mengalami kebakaran. Diduga api berasal dari ulah pengunjung yang menyalakan flare saat sesi foto prewedding, Rabu (6/9).
Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan Iskandar juga telah meningkatkan status dari siaga menjadi tanggap darurat karhutla. Peningkatan status itu karena semakin banyak lahan terbakar.
(khr/tsa)