Potret Kekeringan di Jakarta, Warga Menjerit Butuh Air Bersih

CNN Indonesia
Sabtu, 16 Sep 2023 10:27 WIB
Jakarta dan sekitarnya tak luput dari dampak kekeringan di tengah musim kemarau panjang akibat fenomena el nino tahun ini.
Warga RT 10 RW 11 Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat terlihat berbondong-bondong membawa ember dan jerigen untuk menampung air bersih ketika mobil pengangkut air Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya tiba. (CNNIndonesia/Nihla Karimah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Cuaca panas ketika matahari telah tergelincir titik tertingginya pada tengah hari, Jumat (15/9) siang.

Sekitar pukul 14.00 WIB, sejumlah warga RT 10 RW 11 Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat terlihat berbondong-bondong membawa ember dan jerigen untuk menampung air bersih ketika mobil pengangkut air Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya tiba.

Mobil itu memuaskan dahaga warga yang mengalami kesulitan air bersih di wilayah tersebut karena kekeringan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua RW 11 Arif Rahman mengatakan mobil tangki air tersebut adalah bantuan dari PAM Jaya atas kesulitan warga untuk mendapatkan air bersih selama sepekan ke belakang.

"Dulu-dulu pun air ini memang agak sulit, tapi malam masih keluar, nah ketika ada perbaikan instalasi di hutan kota dan masalah krisis air bersih, kemarau ini, ini semua [warga RW 11] gak kebagian air," kata Arif ketika ditemui tim CNNIndonesia.com di lokasi pembagian bantuan air bersih itu, Jumat siang.

Arif mengatakan selama sepekan ke belakang total sudah sekitar 30 mobil tangki air yang datang di wilayah RW 11 untuk memberikan bantuan air bersih. Mobil tangki air berkapasitas sekitar 4000 liter itu datang setiap hari di titik yang berbeda.

"Satu hari bisa 3 sampai 5 mobil tergantung dibagi-bagi wilayah lain yang terdampak," ucapnya.

CNNIndonesia.com berkunjung ke salah satu rumah warga di Jalan Utan Jati RT 10 RW 11 Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat.

Empunya rumah yakni Maya dan Mumun mengatakan mereka kesulitan mendapatkan air bersih setidaknya sejak dua pekan lalu, dan harus meminta dari tetangga.

"Sekarang lagi kering [air tanah], dapetnya di sebelah [tetangga], nyelang [pakai selang air], kan kita juga bayarin listriknya," jelas Maya sambil memperlihatkan selang air di rumahnya.

Maya bercerita dirinya sampai harus ambil cuti kerja untuk membantu Ibu dan saudaranya ketika mobil tangki air PAM tiba di dekat rumahnya.

"Baru kali ini [dapat air bersih], biasanya pindah-pindah, kalau misalnya jauh kan kita enggak kebagian dong, [bantuan air] buat orang yang terdekat," kata Maya.

Warga RT 09 RW 11, Bunayah juga menceritakan bahwa kontrakan yang ia tempati telah mendapatkan pasokan air dari pemilik. Namun, ketika musim kemarau pasokan tersebut berkurang.

"Kurang ya pembagiannya [air], biasanya ngalir berapa menit, [sekarang] ada berapa jam, mungkin dibagi-bagi kan kontrakannya banyak," kata Bunayah.

Bunayah memperlihatkan kondisi air di rumahnya kepada CNNIndonesia.com yang keruh. Ia juga menyebutkan jadwal pembagian air dari pemilik rumah yang ia tempati.

"Pagi jam 5, [sore] jam 3," kata Bunayah.

Warga RT 10 RW 11 Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat terlihat berbondong-bondong membawa ember dan jerigen untuk menampung air bersih ketika mobil pengangkut air Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya tiba.Warga RT 10 RW 11 Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat antre untuk mendapatkan bantuan air bersih dari mobil pengangkut air Perusahaan Air Minum (PAM) Jaya. (CNNIndonesia/Nihla)

Dalam kesempatan yang sama, CNNIndonesia.com juga menemukan titik bantuan air bersih di RT 05 RW 11 Pegadungan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat. Ketika petugas memberikan pengumuman pembagian air, salah satu warga, Mustatiroh berlari sambil membawa gerobak dorong yang berisi 5 drum.

Mustatiroh menyatakan bahwa air PAM di rumahnya sulit keluar dan tidak dalam kondisi yang bersih sejak pekan lalu. Bahkan, ketika ia membeli air dorong, airnya juga tidak bersih.

"Baru kali ini [dapat bantuan], karena minum airnya cokelat, ada sih air PAM-nya, cuman cokelat, butek gitu," kata Mustatiroh.

Mustatiroh mengatakan bahwa ia memiliki persediaan air khusus untuk kebutuhan sehari-hari yang penting.

Kekeringan di Bekasi dan Bogor

Bukan hanya di Jakarta, di daerah sekitar ibu kota negara RI itu pun mengalami kekeringan baik yang di timur seperti wilayah Bekasi maupun di selatan seperti Kabupaten Bogor.

Pemkab Bekasi bahkan telah memperpanjang masa tanggap darurat bencana kekeringan selama 14 hari ke depan terhitung 14-27 September 2023.

Saat disambangi CNNIndonesia.com pada Kamis (14/9), terlihat para warga di Kecamatan Bojongmangu, Kabupaten Bekasi sedang menantikan bantuan air bersih karena kekeringan yang mereka alami.

Kasubag Umpeg DPMD Agus Salim mengatakan di Kecamatan Bojongmangu terdapat empat desa yang kesulitan air bersih di wilayahnya.

"Untuk wilayah Bojongmangu ada di 4 desa, Medalkrisna, Sukamukti, Karangindah, dan Karangmulya," kata Agus ketika dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat.

Sejak Agustus 2023, Agus telah mendapatkan laporan dari pemerintah desa setempat terkait keluhan warga kesulitan mendapatkan air bersih ke beberapa titik wilayah di Bojongmangu.

"Kapasitasnya 5000 [liter] dan ada 4 mobil, jadi sehari ada 20.000 [liter]," jelas Agus.

Pusdalops Penanggulangan Bencana BPBD Kabupaten Bekasi menyampaikan, dampak El Nino di Kabupaten Bekasi menyebabkan kekeringan di 40 desa yang tersebar di 9 kecamatan, dengan jumlah warga terdampak sebanyak 37.377 KK atau 118.679 jiwa. Sebanyak 9 kecamatan terdampak kekeringan yakni di Kabupaten Bekasi antara lain; Kecamatan Cibarusah, Bojongmangu, Serang Baru, Cikarang Pusat, Pebayuran, Sukawangi, Babelan, Tarumajaya dan Muaragembong.

Kekeringan juga dialami di wilayah Bogor yang identik dengan sebutan Kota Hujan.

Salah satunya adalah warga di Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor yang mengalami kesukaran mendapat air bersih setidaknya dalam dua bulan terakhir.

Seorang warga, Ilham (27) mengatakan kekeringan tahun ini terjadi berangsur parah sejak Juli. Selama itu pula, Ilham harus mencari air sisaan ke sungai atau sumur endapan di sekitar rumahnya.

"Dampak yang paling buruk itu di antara tanggal 1 Agustus sampai hari ini, lebih parahnya mah satu bulan sekarang," kata Ilham saat ditemui CNNIndonesia.com pada 30 Agustus lalu.

Pelaksana tugas Kasie Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Cecep Dais mengatakan tanda-tanda kekeringan dimulai pada Mei lalu. Namun, kala itu hanya satu kejadian. Jumlah itu pun berangsur naik hingga akhirnya lonjakan terjadi pada Juli.

"3 Mei itu hanya satu kejadian, bulan Mei itu. Kemudian setelahnya baru bulan Juli ada beberapa nah yang paling banyak itu akhir Juli sampai sekarang," kata Cecep melalui sambungan telepon, Rabu (6/9).

Kondisi yang kian parah itu pun memasuki status tanggap darurat kekeringan. Lebih dari setengah kecamatan di Kabupaten Bogor terdampak kekeringan.

"Soalnya kan sudah banyak sekali ya, sudah lebih dari setengahnya, ini kan sudah 27 kecamatan, di Kabupaten Bogor kan 40 kecamatan," ucap dia.

Cecep juga menerangkan kondisi kekeringan tahun ini lebih parah ketimbang sebelumnya. Ia menyebut kondisi itu bertalian dengan fenomena el nino yang membuat musim kemarau tahun ini menjadi lebih panjang. 

(nhl/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER