Ratusan seniman dan grup seni asli Klaten berlomba unjuk karya dalam ajang Shining Klaten Arts Festival yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten di pelataran Monumen Juang 45 Klaten.
Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Klaten, Sri Nugroho, mengatakan kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, yaitu dimulai pada Jumat (15/9) dengan menampilkan gelaran berbagai karya seni, dipuncaki pagelaran seni ketoprak yang didukung seniman Yati Pesek.
Adapun Shining Klaten Arts Festival ditutup pada Minggu (17/9) yang dimeriahkan dengan Parade Karawitan oleh 26 kecamatan.
"Kegiatan merupakan bentuk apresiasi kepada pelaku seni budaya di Kabupaten Klaten. Even ini sekaligus sebagai wadah dari karya para seniman lokal," kata Sri Nugroho.
![]() |
Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya, berharap agar Shining Klaten Arts Festival dapat diadakan setiap tahun dengan penyelenggaraan yang semakin meriah.
Menurut Yoga, pagelaran tersebut bukan hanya menjadi hiburan masyarakat, namun juga sebagai ajang unjuk karya dari para seniman lokal.
"Kami berharap event ini dapat memberikan kesempatan bagi para seniman untuk turut menampilkan karyanya. Sekaligus menjaring potensi seniman lokal Klaten," ujarnya.
![]() |
Rangkaian penampilan seni di Shining Klaten Arts Festival dibuka dengan musikalisasi Pendongeng Pereng asal Jatinom yang terdiri dari pria dan wanita berbagai usia. Mereka menceritakan potensi wisata di Kabupaten Klaten, mulai wilayah Kecamatan Wonosari hingga Prambanan.
Musik dari kesenian gejog lesung pun bertalu-talu mengiringi pentas kolaborasi seni itu, kemudian disambung tari kontemporer yang ditampilkan penari cilik dari Pondok Seni Dika, hingga flash mob bersama tamu undangan dan masyarakat yang menyaksikan, bergerak mengikuti irama musik.
Kegiatan seni ini juga dimeriahkan penampilan seniman tari dari Jerman dan Ekuador. Sementara, Bupati Klaten Sri Mulyani yang membuka festival juga menyerahkan penghargaan untuk mengapresiasi dedikasi para pelaku seni dan budaya Klaten.
(adv/adv)