Kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo Mojosongo, Solo, tak jua padam setelah dua hari penanganan.
Imbasnya satu sekolah di sekitar lokasi terpaksa diliburkan. Sekolah yang diliburkan itu adalah SDN 02 Plesungan, Karanganyar.
Selain tertutup asap tebal, sekolah yang berada sekitar 500 meter dari titik api itu juga dihujani debu akibat kebakaran TPA Putri Cempo Mojosongo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Sekolah SD Negeri 02 Plesungan, Marino menceritakan awalnya siswa-siswi sudah bersiap-siap untuk upacara di halaman sekolah.
Saat itu asap dari kebakaran TPA Putri Cempo masih bisa ditoleransi. Namun beberapa saat sebelum upacara dimulai, asap menjadi semakin pekat.
"Rencana mau upacara, kemudian karena kondisi tidak memungkinkan akhirnya anak-anak pulang darurat. Artinya pulang cepat," katanya, Senin (18/9).
Marino mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Karanganyar sebelum memulangkan murid-muridnya. Mereka diberi tugas sekolah untuk dikerjakan di rumah masing-masing.
Pihaknya belum tahu sampai kapan murid-murid SD Negeri 02 Plesungan diliburkan. Tak menutup kemungkinan pembelajaran dilakukan secara daring jika kondisi tak kunjung membaik.
"Kalau memang kondisi masih seperti ini, dimungkinkan pembelajarannya nanti daring. Bapak ibu guru nanti bisa koordinasi dengan wali murid," kata Marino.
Sementara itu, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengaku telah mengunjungi beberapa sekolah yang terdampak kebakaran TPA Putri Cempo, termasuk SDN 02 Plesungan.
"Itu karena arah anginnya. Tapi itu di Karanganyar ya," kata Gibran.
Selain SD Negeri 02 Plesungan, ada SMP Negeri 5 Surakarta dan beberapa sekolah swasta yang berada di Ringroad Mojosongo, tak jauh dari TPA Putri Cempo Mojosongo. Namun, sekolah-sekolah tersebut dinilai cukup beruntung karena arah angin dari TPA Putri Cempo tidak mengarah ke sana.
"Tadi saya lihat yang di ringroad masih aman, karena arah angin ya," ujar Gibran.
Kebakaran TPA Putri Cempo sendiri berlangsung sejak Sabtu (16/9) siang. Hingga saat ini belum berhasil dipadamkan. Bahkan pada Minggu (17/9) malam, api sempat membesar akibat angin yang bertiup cukup kencang.
Meski sudah tidak terlihat api di permukaan, asap masih mengepul menandakan bara api masih menyala di bawah gunung sampah setinggi belasan meter itu.
Gibran mengklaim hingga saat ini belum ada warga yang mengeluhkan gangguan kesehatan. Namun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Solo tetap menyiagakan pos kesehatan dan ambulan di dekat lokasi kebakaran dan permukiman warga di sekitar TPA Putri Cempo.
"Untuk masker dan lain-lain kita standby-kan termasuk ambulans," katanya.
Sementara itu, dalam keterangan resmi BNPB, disebutkan setidaknya sebanyak 45 armada pemadam kebakaran dari lintas pemangku kepentingan dikerahkan untuk mengendalikan kebakaran TPA Putri Cempo yang masih terjadi hingga hari ini.
Selain dari Solo Raya, bantuan juga datang dari Kabupaten Magelang, Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Semarang, Sragen, Salatiga, Wonogiri, Karanganyar di Provinsi Jawa Tengah turut dikerahkan, termasuk dari Kabupaten Sleman dan Bantul di Provinsi DI Yogyakarta.
"Selain itu, armada water canon milik Polres Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar dan Boyolali juga ikut andil dalam upaya pemadaman ini," demikian keterangan BNPB.
Sementara itu, Pusdalops BPBD Kota Surakarta melaporkan sebanyak 200 warga dari 70 KK RT 03 RW 30 Kelurahan Mojosongo terdampak asap dari kebakaran sampah seluas 2 hektare ini.
"Dampak buruk kesehatan dari munculnya asap kebakaran sampah telah dirasakan oleh sebagian kelompok rentan. Anak-anak dan lansia mulai mengeluhkan adanya gangguan pernafasan diduga karena tercemar asap sampah yang terbakar," demikian keterangannya, "Dinas kesehatan dari Puskesmas Mojosongo telah bersiaga memberikan pelayanan bagi warga tersebut."
Selain itu, BNPB menyatakan telah menerima permohonan dari pihak Penjabat Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana untuk bantuan water bombing ke TPA Putri Cempo.
"Kita (BNPB) sudah mendapat permintaan dari Jawa Tengah, khususnya Kota Surakarta untuk membantu pemadaman udara atau water bombing bagi kebakaran TPA Putri Cempo. Tentunya kita akan mendukung apapun itu yang berkaitan dengan penanganan karhutla atau peristiwa lain di Indonesia," ujar Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Fajar Setyawan, dalam Apel Pagi Penanggulangan Bencana (PB) di Lingkungan BNPB, Senin (18/9).
(syd/kid)