Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan selongsong gas air mata di salah satu sekolah di Rempang, Batam, Kepulauan Riau.
Komisioner Komnas HAM Prabianto Mukti Wibowo menyebut selongsong itu ditemukan di SDN 024 Galang Pulau Rempang saat pihaknya melakukan pemantauan.
"Betul ada selongsong di atap sekolah," kata Prabianto kepada CNNIndonesia.com, Selasa (19/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini Komnas HAM masih proses pemantauan. Prabianto menyebut penggalian informasi itu untuk mengidentifikasi adanya potensi pelanggaran HAM.
"Komnas HAM akan melanjutkan pemantauan untuk mendalami dugaan pelanggaran HAM," ujarnya.
Komnas HAM, kata Prabianto, tidak punya target waktu yang pasti terkait pemantauan kasus Rempang. Namun, dia berkomitmen akan merampungkan secepat mungkin.
"Target waktu tidak ada tapi akan diselesaikan secepatnya," ucap dia.
Dihubungi terpisah, Kasi Humas Polresta Barelang AKP Tigor Sidabariba tak percaya dengan temuan selongsong gas air mata di atap sekolah. Menurutnya, temuan itu aneh dan tidak masuk logika.
Dia menyebut tak mungkin selongsong sampai di atap, kecuali polisi yang menembak memanjat dan menembakkan gas air mata di atap.
Lihat Juga : |
"Mana ada. Yang anehnya kok bisa di atas atap. Kalau di atas atap kan polisi ya harus naik di atas atap. Logikanya enggak masuk," kata Tigor kepada CNNIndonesia.com.
"Sementara selongsong itu, ditembak di situ, di situ dia jatuh. Masa ada sampe di atap. Enggak mungkin polisi manjat? robohlah, atapnya kayak gitu. haduuuh," imbuhnya.
Sebelumnya, aparat gabungan TNI, Polri, dan Ditpam Badan Pengusahaan (BP) Batam, dan Satpol PP terlibat bentrok dengan warga Rempang, Batam, Kamis (7/9). Belasan anak sekolah terkena gas air mata.
Dilansir dari Antara, bentrok itu terjadi saat proses pengukuran untuk pengembangan kawasan tersebut oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam. Keributan pecah saat petugas gabungan tiba di lokasi.
Warga masih belum setuju dengan pengembangan kawasan tersebut yang merupakan kampung adat masyarakat Melayu. Namun, petugas menembakkan gas air mata dengan dalih situasi tidak kondusif.
Beberapa siswa sekolah dibawa ke rumah sakit akibat terkena gas air mata yang terbawa angin. Lokasi anak-anak itu tidak jauh dari titik keributan.
"Ada belasan siswa yang saya tahu dibawa oleh ambulans ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Gas air mata itu tadi terbawa angin, karena ribut dekat dari sekolah kami," ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 22 Muhammad Nazib.
(yla/isn)