Bakal calon presiden Anies Baswedan akan memenuhi undangan Universitas Hasanuddin (Unhas) dalam acara membedah gagasan dan visi pemimpin bangsa pada Minggu, 24 September mendatang.
"Pak Anies dengan senang hati memenuhi undangan Universitas Hasanuddin setelah memenuhi undangan Universitas Indonesia, Pak Anies berharap adu gagasan dengan mengacu pada rekam jejak akan menjadi tradisi dalam menemukan pemimpin bangsa," kata utusan Anies Baswedan, Muhammad Ramli Rahim, Rabu (20/9).
Indonesian's Leaders Talk yang akan digelar Unhas adalah acara membedah gagasan dan visi pemimpin bangsa. Bukan hanya panggung buat Anies Baswedan tapi juga untuk siapapun yang ingin menjadi pemimpin bangsa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Kemahasiswaan dan Penyiapan Karier Unhas, Abdullah Sanusi mengatakan bahwa pihaknya telah merampungkan teknis kegiatan yang rencananya akan digelar pada Sabtu (24/9) mendatang.
"Universitas Hasanuddin siap menerima seluruh bakal capres dan kali pertama ini untuk pak Anies" kata Abdullah.
Abdullah berharap masyarakat lebih mengetahui dan memahami setiap gagasan dan visi dari capres mendatang dari acara yang akan digelar Unhas.
"Sebagai alumuni Unhas dan kawan berjuang Anies Baswedan, saya tentu bangga civitas akademika Unhas bisa memperoleh ruang mendapatkan informasi tentang gagasan dan visi pemimpin bangsa langsung dari sumbernya," kata dia.
Sementara itu, Ketua Dewan Profesor Unhas Prof Andi Pangerang Moenta mengatakan semua bakal calon presiden diundang untuk menyampaikan gagasannya.
Diskusi kebangsaan ini digelar dalam rangka mendiskusikan dan memperdebatkan visi dan misi serta gagasan ke-Indonesiaan para calon pemimpin bangsa dalam bingkai akademik.
"Mereka akan diundang oleh Dewan Profesor Unhas untuk menyampaikan gagasan-gagasannya terkait dengan problematika kebangsaan yang dihadapi bangsa kita saat ini," ucap Guru Besar Fakultas Hukum Unhas itu, Rabu (20/9).
Unhas berharap kegiatan ini berjalan aman dan lancar. Peserta mimbar akademik diharapkan tidak memakai baju atau simbol-simbol apapun yang berkaitan dengan partai politik, tidak melakukan pawai atau pun arak-arakan di sekitar kampus.
"Dalam berdiskusi juga nantinya, hendaknya peserta menguji atau mendebat gagasan pembicara melalui bingkai akademik dengan fakta dan kerangka teori yang jelas dan tidak bermuatan ujaran kebencian," kata dia.
(mir/bmw)