Komnas HAM Beber Kondisi Bayi yang Terkena Gas Air Mata di Rempang

CNN Indonesia
Sabtu, 23 Sep 2023 00:24 WIB
Komnas HAM menyebut bayi berusia 8 bulan yang terkena gas air mata di Rempang mengalami sesak napas. Namun, saat ini kondisinya sudah baik-baik saja.
Ilustrasi. Komnas HAM menyebut bayi berusia 8 bulan yang terkena gas air mata di Rempang mengalami sesak napas. Namun, saat ini kondisinya sudah baik-baik saja. (Arsip Istimewa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) membeberkan kondisi bayi berusia 8 bulan yang menjadi korban akibat gas air mata pada konflik yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau pada 7 September lalu.

"Komnas HAM juga menemukan seorang korban bayi berumur 8 bulan yang terdampak akibat penggunaan gas air mata pada tanggal 7 September 2023 di sekitar SDN 24 Galang," ujar Komisioner Pengkajian dan Penelitian Komnas HAM Saurlin P. Siagian di kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (22/9).

Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Komisioner Pendidikan dan Penyuluhan Komnas HAM Putu Elvina. Putu mengklaim pihaknya telah berbincang secara langsung dengan orang tua bayi tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putu mengatakan saat wawancara dengan orang tua bayi itu dikonfirmasi bahwa bayi tersebut mengalami sesak napas hebat karena gas air mata. Bayi tersebut pun dilarikan ke rumah sakit oleh marinir yang kebetulan berada di lokasi.

"Saat kami datang, kondisi bayinya sudah baik-baik saja. Jadi tidak ada pelaporan atau terkait laporan bayi meninggal itu tidak ada. Tapi mengalami sesak napas hebat, iya. Sesudah ke rumah sakit dan kembali saat ini dalam kondisi yang baik," kata Putu.

Lebih lanjut, Putu menjelaskan area bentrokan memang dekat dengan area sekolah maupun perumahan, termasuk posisi rumah sang bayi itu.

Wakil Ketua Eksternal Komnas HAM RI Abdul Haris Semendawai bertanya perihal arah gas air mata yang mencapai permukiman. Putu menjelaskan bahwa lokasi pemukiman memang berada di sekitar area bentrokan.

Selain itu, Putu juga menegaskan bahwa posisi bayi tersebut berada di rumah.

"Di rumah ya? Angin juga berarti ya, terbawa angin enggak? Apa gimana? Atau karena jarak terlalu dekat?" tanya Semendari.

"Terlalu dekat, iya. Angin juga iya. Pasti kemana mana, namanya gas ya," jawab Putu.

Mabes Polri sebelumnya mengklaim tidak ada korban jiwa serta luka-luka dari masyarakat ataupun aparat kepolisian dalam bentrokan yang terjadi di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, Kamis 7 September silam.

Karo Penmas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan membantah kabar adanya korban yang berjatuhan akibat insiden itu, termasuk kabar soal adanya siswa yang pingsan akibat terkena gas air mata.

"Terkait dengan informasi-informasi yang berkembang yang menyampaikan adanya beberapa siswa pingsan, bahkan ada yang menyebutkan seorang bayi meninggal dunia itu adalah tidak benar," kata Ramadhan dalam konferensi pers, Jakarta, Jumat (8/9).

Ramadhan menyebut pada saat itu masyarakat memang sempat mengalami gangguan penglihatan akibat gas air mata yang dilontarkan polisi untuk menghalau massa. Kendati demikian, Ramadhan mengatakan hal tersebut sifatnya sementara dan dikarenakan materi gas air mata yang tertiup angin.

"Jadi tidak ada korban, saya ulangi, tidak ada korban dalam peristiwa kemarin. Yang ada, karena tindakan pengamanan oleh aparat kepolisian dengan menyemprotkan gas air mata, tertiup angin sehingga terjadi gangguan penglihatan untuk sementara," jelas Ramadhan.

Ramadhan menyebut Polda Kepulauan Riau juga telah mengerahkan tim kesehatan untuk membantu masyarakat yang terdampak gas air mata.

"Pihak Polda Kepulauan Riau sudah membantu untuk membawa ke tim kesehatan," terang dia.

(pop/dzu)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER