Pemerintah Kabupaten Kapuas di Provinsi Kalimantan Tengah meningkatkan status penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayahnya dari siaga menjadi tanggap darurat dari 2 sampai 15 Oktober 2023.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas Panahatan Sinaga menyatakan status penanganan ditingkatkan karena ada eskalasi kejadian kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kapuas.
Menurut dia, peningkatan status penanganan menjadi tanggap darurat ditujukan untuk mengoptimalkan upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan beserta dampaknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, kita akan bersatu padu dengan instansi dan organisasi perangkat daerah terkait lainnya dalam menangani bencana karhutla ini," ujarnya di Kuala Kapuas, Rabu (4/10).
Ia menjelaskan pemberlakuan status tanggap darurat bencana karhutla antara lain dilakukan berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bahwa musim kemarau masih berlangsung sampai akhir Oktober atau pekan pertama November 2023.
Selain itu, ia melanjutkan, peningkatan status penanganan ditetapkan dengan memperhitungkan adanya peningkatan kejadian kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Kapuas.
Panahatan menyampaikan bahwa posko-posko penanggulangan kebakaran diaktifkan, patroli terpadu digiatkan, dan rumah-rumah oksigen disiapkan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan beserta dampaknya.
Ia mengatakan bahwa pemerintah daerah juga berupaya melibatkan masyarakat dalam upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan beserta dampaknya.
Sementara itu, BMKG Stasiun Balikpapan mendeteksi sebanyak 278 titik panas yang tersebar di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
"Sebanyak 278 titik panas tersebut terpantau hari ini mulai pukul 01.00 hingga 16.00 Wita," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman - Sepinggan BMKG Stasiun Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Selasa (3/10).
Ia menjelaskan titik panas merupakan indikator kebakaran hutan atau lahan (karhutla) yang terdeteksi dari suatu lokasi, yakni dengan suhu relatif tinggi dibandingkan dengan suhu di sekitarnya.
Sebanyak 278 titik panas itu tersebar di tujuh kabupaten dan telah diinformasikan ke pihak terkait, termasuk ke badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten masing-masing agar mendapat penanganan lebih lanjut.
Tujuh kabupaten yang terdeteksi 278 titik panas ini adalah di Kabupaten Paser 51 titik, Penajam Paser Utara 5, Kutai Barat 26, Kutai Timur 74, Kutai Kartanegara 63, dan Berau 53, dan Mahakam Ulu terdeteksi 6 titik panas.
Rinciannya antara lain di Kabupaten Paser yang terpantau 51 titik tersebar di tujuh kecamatan yakni Batu Sopang 6 titik, Batu Engau 8, Kuaro 2, Long Ikis 9, Long Kali 15, Tanah Grogot 4, dan Tanjung Harapan ada 7 titik panas, semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Di Penajam Paser Utara yang terdeteksi 5 titik panas tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Babulu 4 dan Penajam 1 titik, memiliki tingkat kepercayaan rendah dan menengah.
"Di Kabupaten Kutai Barat yang terdeteksi 26 titik panas, tersebar pada 9 kecamatan yakni Barong Tongkok, Dilangputi, Muara Pahu, Nyuatan masing-masing 1 titik, Bongan 8, Jempang 6, Mook Manaar Bulatn 2, Penyinggahan 2, dan Siluq Ngurai 4 titik. Semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah," katanya.