Puluhan massa aksi yang mengatasnamakan diri Front Indonesia Timur Bersatu menggeruduk Gedung Merah Putih yang menjadi markas KPK untuk menuntut Komjen Pol (purn) Firli Bahuri mundur dari jabatan ketua lembaga antirasuah itu, Rabu (11/10) siang.
Aksi menyampaikan pendapat tersebut dikawal ketat aparat kepolisian. Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di Gedung Dwiwarna KPK, massa aksi turut membawa spanduk bertuliskan 'Tangkap dan Copot Firli Bahuri'.
"Copot-copot Firli Bahuri, copot Firli Bahuri sekarang juga," seru orator dari mobil komando diikuti oleh massa aksi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hingga berita ini ditulis, massa aksi masih bernegosiasi dengan pihak KPK untuk bisa bertemu langsung pimpinan KPK. Sejauh ini baru pihak Humas KPK yang menemui mereka.
"Kita ingin bertemu pimpinan KPK. Jika tidak, kita akan tetap tinggal di sini," kata salah seorang peserta aksi.
Dalam siaran persnya, Front Indonesia Timur Bersatu mempermasalahkan tindakan Firli yang kerap menemui pihak berperkara selama bekerja di KPK.
Kali terakhir Firli bertemu mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang dikabarkan telah menjadi tersangka kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian (Kementan) RI.
Dalam tuntutannya, mereka meminta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mencabut mandat masa perpanjangan jabatan pimpinan KPK termasuk Firli karena yang bersangkutan diduga telah menyelewengkan tanggung jawab.
"Mendesak aparat penegak hukum untuk melakukan pemeriksaan terhadap Firli Bahuri dengan dalih dugaan tindak pidana pemerasan kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo," demikian pernyataan mereka.
Sebagai informasi, Firli dan SYL menjadi perbincangan publik setelah ramai pemberitaan mengenai laporan dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK terkait kasus dugaan korupsi di Kementan. Laporan itu tengah disidik Polda Metro Jaya.
Pada Kamis (5/10), SYL menjalani proses klarifikasi untuk kali ketiga terkait laporan atau pengaduan masyarakat tersebut. Ia mengaku telah memberikan semua informasi yang diketahuinya seputar dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK.
Sementara itu, dalam konferensi pers Kamis (5/10) malam, Firli membantah telah melakukan pemerasan terkait penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan.
"Kita sampaikan bahwa hal tersebut tidak benar dan tidak pernah dilakukan pimpinan KPK," ucap Firli di Gedung Merah Putih KPK, Kamis (5/10) malam.
Lihat Juga : |
Satu hari setelah menyampaikan klarifikasi tersebut, foto pertemuan antara Firli dengan SYL di lapangan bulu tangkis di Jakarta Pusat beredar luas.
Firli mengklaim pertemuan tersebut terjadi pada 2 Maret 2022 alias sebelum ada penyelidikan kasus dugaan korupsi di Kementan yang dilakukan KPK sekitar Januari 2023.
Menurut dia, pertemuan itu dilakukan di tempat ramai dan tidak hanya berdua.
Atas dasar itu, Firli menganggap tidak ada masalah dengan pertemuan tersebut lantaran SYL belum menjadi pihak berperkara.
(ryn/kid)