Direktur Wahid Institute, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid meminta pemerintah Indonesia aktif menghentikan perang antara kelompok Hamas dan Israel.
Menurutnya, Indonesia harus aktif meredakan ketegangan konflik Palestina dan Israel demi meminimalisir jatuhnya korban jiwa.
"Melakukan lobi-lobi terhadap banyak negara. Ada banyak negara yang menginginkan agar terjadi deeskalasi atau menurunkan ketegangan di sana, salah satunya Norwegia. Nah itu bisa dilobi dirangkul untuk bersama-sama mendesak agar semua melakukan gencatan senjata," kata Yenny di Masjid Fajar Fallah, Pengasih, Kulon Progo, DIY, Kamis (12/10) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yenny menyebut perang tiada henti hanya akan menimbulkan kerugian bagi Palestina dan Israel. Menurut Yenny, Indonesia harus bisa menunjukkan perannya sebagai penengah.
Selain itu, kata Yenny, pemerintah Indonesia juga perlu memberikan bantuan seperti evakuasi korban perang, penyaluran logistik, dan keperluan medis.
"Posisi Indonesia yang paling penting sekarang adalah kita memperjuangkan koridor kemanusiaan. Karena banyak sekali baik masyarakat Gaza juga ada penduduk Indonesia yang masih terjebak di sana," kata Yenny.
"Saya kebetulan semalam sempat kontak kontakan dengan salah satu dan itu kebetulan masih sangat ketakutan untuk bisa keluar dari sana. Saya sendiri sedang mengupayakan untuk bagaimana bisa keluar dari Gaza itu. Karena banyak pintu yang diblokade Israel," sambungnya.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Palestina akan dilakukan ketika situasi di lapangan sudah aman.
Pemerintah berencana mengevakuasi WNI dari Palestina menyusul perang yang kembali berkecamuk antara Israel vs Hamas sejak Sabtu akhir pekan lalu. Sejauh ini peperangan telah menewaskan 1.200 orang dan melukai 2.700 orang lainnya.
"Kita sudah ada datanya (jumlah WNI), rencana evakuasi juga sudah ada, hanya saja situasi belum memungkinkan terjadinya pergerakan," kata Retno di sela-sela KTT AIS Forum di Nusa Dua, Bali, Rabu (11/10).
Retno mengatakan dirinya telah meminta dukungan dari Palang Merah Internasional (ICRC) untuk membantu mengevakuasi WNI dari Jalur Gaza di Palestina. Jalur Gaza menjadi menjadi target utama serangan udara militer Israel.
Berdasarkan data Kemlu RI, saat ini tercatat ada 45 WNI berada di Palestina. Sebanyak 10 orang di antaranya ada di Jalur Gaza.
Sebanyak 230 WNI juga tercatat sedang melakukan wisata keagamaan di berbagai titik di Israel. Hingga saat ini tidak ada laporan WNI yang menjadi korban.
Selain dengan ICRC, Menlu Retno juga telah melakukan kontak dengan Brazil selaku Presiden Dewan Keamanan PBB saat ini, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), juga dengan Filipina yang memiliki kedutaan besar di Tel Aviv, Israel.
Kedutaan besar RI di Amman, Beirut, dan Kairo disiagakan penuh untuk memantau perkembangan situasi di wilayah konflik dan untuk memastikan perlindungan bagi WNI yang terdampak.
(kum/fra)