Andi Arief Singgung Perseteruan Jokowi-Megawati, Usul Ganjar Cawapres

Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menilai ada perseteruan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang akan membahayakan demokrasi.

Andi mengatakan keduanya harus sama-sama mengalah terutama soal pilihan mereka pada Pilpres 2024. Pernyataan itu ia sampaikan melalui unggahan di akun sosial media X (@Andiarief__) Selasa (17/10).

"Keduanya, Ibu Mega dan Pak Jokowi harus mengalah. Karena buah perseteruannya membahayakan demokrasi dengan melahirkan dinasti," kata Andi.

Untuk mengakhiri perseteruan itu, Andi mengusulkan agar bacapres PDIP Ganjar Pranowo mengalah dan bergabung bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM) sebagai cawapres Prabowo Subianto.

Lihat Juga : Demokrat Sebut AHY Tak Usulkan Nama Cawapres di Rapat Koalisi Prabowo

"Lebih baik Ganjar Pranowo mengalah menjadi cawapres Pak Prabowo. Pak Jokowi dan Ibu Mega punya saham terhadap keadaan ini," ujarnya.

Politik saat ini menjadi perbincangan publik usai Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian gugatan perkara nomor 90/PUU-XXI/2023 terkait uji materiel Pasal 169 huruf q UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu yang mengatur batas usia minimal calon presiden dan wakil presiden.

Lihat Juga : PDIP Tak Akan Panggil Gibran Usai Hadir di Rakernas Projo

MK mengabulkan gugatan syarat calon presiden dan calon wakil presiden menjadi minimal berusia 40 tahun atau berpengalaman sebagai kepala daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.

Putusan itu diduga memuluskan langkah putra bungsu Presiden Joko Widodo sekaligus Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres. Bertalian dengan itu, Gibran juga tengah diisukan sebagai sosok yang digadang-gadang bakal menjadi pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024.

[Gambas:Twitter]