Prajurit TNI AD yang membacok komandannya di Manokwari, Papua Barat pada akhir pekan lalu telah ditahan polisi miilter (POM).
Pelaku pembacokan adalah prajurit dengan pangkat Praka bernama Dirk Rian. Sementara itu korban adalah Komandan Satdik Secata Rindam XVIII/Kasuari Letkol Inf Tamami.
"Tindakan yang dia buat itu ada dampaknya. Ditahan di POM untuk proses lebih lanjut. Korban sekarang sudah istirahat di rumah, tidak di rumah sakit lagi, untuk pengobatan berjalan," kata Kapendam XVII/Kasuari Kolonel Inf Syawaludin Abuhasan saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (26/10) siang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kesempatan itu, Syawaludin membantah peristiwa pembacokan itu dipicu ucapan rasis seperti yang beredar di media sosial.
"Itu [beredar di medsos] dikaitkan dengan isu rasis. Itu tidak ada isu rasis," tegas Syawaludin.
Ia mengatakan peristiwa itu diduga terjadi karena pelaku merasa dongkol dengan korban. Sebab permasalahannya sempat diungkit korban saat memimpin apel pagi.
Syawaludin menyebut beberapa waktu lalu, pelaku sempat berurusan dengan masyarakat sekitar. Persoalan itu yang disinggung korban dalam apel pagi.
"Praka itu sebelumnya dia diadang masyarakat saat dia berangkat gereja. Dia membela diri, cuma namanya kan dia berurusan dengan masyarakat, sekalipun masyarakat itu mabuk, tugas kita bagaimana mengamankan, memberi pemahaman, cuma dia juga berusaha membela diri. Diingatkan oleh atasannya bahwa kamu tidak boleh begitu lagi," katanya.
Ia mengatakan Praka Dirk Rian kini telah ditahan POM TNI untuk proses lebih lanjut atas perbuatannya.
Sementara korban yang sempat dirawat di rumah sakit, kini telah menjalani perawatan di rumah.
Sebelumnya diberitakan, pembacokan prajurit terhadap komandannya itu terjadi di kantin Secata Rindam XVIII/Kasuari, Manokwari pada Sabtu (21/10).
Syawaludin menerangkan pelaku awalnya menemui korban di kantin usai apel pagi dan langsung menyerangnya menggunakan parang yang dibawanya.
Lihat Juga : |