Indikator: Faktor Jokowi Bikin Warga Pilih PDIP, Lebih Besar dari Mega

CNN Indonesia
Kamis, 26 Okt 2023 20:54 WIB
Survei Indikator ungkap alasan pemilih PDIP di balik faktor Megawati dan Jokowi. (Biro Pers Sekretariat Presiden)
Jakarta, CNN Indonesia --

Survei Indikator Politik Indonesia mencatat Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi alasan kedua terbanyak warga memilih PDIP dengan perolehan 23,9 persen. Alasan pertama yang paling banyak dipilih adalah karena terbiasa memilih partai tersebut dengan persentase 28,4 persen.

Sementara alasan pemilih memilih PDIP karena faktor kesukaan terhadap Ketua Umum Megawati berada di urutan 11 dari 13 parameter yang ditanyakan.

Dalam survei Indikator ini, PDIP memperoleh 25,2 persen suara dan menempati posisi pertama dibandingkan 17 parpol lainnya di Indonesia.

"Yang menarik dari PDIP, alasan terbesar kedua memilih partai ini karena faktor Jokowi, sementara yang memilih karena ibu Mega sebagai Ketua Umum Partai itu hanya 2,2 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam acara daring, Kamis (26/10).

"Nah ini menarik karena hubungan keduanya kan belakangan dianggap sedang tidak baik-baik saja," imbuhnya.

Burhanuddin lantas berspekulasi apakah sikap PDIP yang tidak tegas memecat putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dari partai usai resmi didapuk sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto lantaran PDIP khawatir akan kehilangan suara di masyarakat.

"Karena PDIP sadar bahwa peran pak Jokowi dalam menggendong PDIP itu penting terutama jelang Pemilu 2024. Jadi kalau misalnya dikeluarkan dari PDIP, khawatir suara PDIP anjlok," ujarnya.

Lebih lanjut, Burhanuddin kemudian membeberkan suara elektabilitas dari masing-masing parpol. Ia juga mengingatkan, berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu mengatur ambang batas parlemen sebesar 4 persen

PDIP unggul dengan 25,2 persen; Partai Gerindra 14,5 persen; Partai Golkar 9,4 persen; PKB 7,6 persen; Partai NasDem 6,8 persen; PKS 5,7 persen; PAN 4,5 persen; dan Partai Demokrat 4,4 persen.

Sementara parpol yang diprediksi tidak lolos ke parlemen, rinciannya yakni PPP dengan 2,7 persen. Disusul Partai Perindo 1,6 persen; PSI 0,9 persen; Partai Hanura, Partai Gelora, PBB, dan Partai Ummat 0,2 persen. Kemudian Partai Buruh, PKN, dan Partai Garuda 0,1 persen.

Survei nasional ini dilakukan selama periode 16-20 Oktober 2023. Responden survei merupakan WNI berusia 17 tahun ke atas yang memiliki hak pilih pada Pemilu. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.

Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 2.567 responden, dan memiliki toleransi kesalahan atau margin of error sekitar kurang lebih 1,97 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara dengan responden dilakukan lewat tatap muka oleh pewawancara yang dilatih.

(khr/dal)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK