Hasto Respons Prabowo Minta Ketemu Megawati: Sudah Biasa Dilakukan

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto merespons permintaan bakal calon presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto untuk bertemu Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Hasto menyebut pertemuan antarketua umum partai sudah biasa dilakukan. Ia mengungkap Megawati sempat bertemu dengan Prabowo pada 5 Oktober. Saat itu, Prabowo belum memilih Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres di Pilpres 2024.

Lihat Juga : ANALISIS Kenapa PDIP Tak Pernah Tegas Sikapi Manuver Gibran?

"Pas kemarin 5 Oktober sudah bertemu. Jadi pertemuan sudah biasa dilakukan antarpemimpin," kata Hasto di Pusat Studi Arsip Statis Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/10).

Menurutnya, Megawati kini hanya fokus untuk memenangkan pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD dalam kontestasi politik nasional tahun depan.

"Sekarang fokusnya semuanya turun ke bawah memperkuat akar rumput dengan pemimpin yang baik, pemimpin yang bersih, pemimpin berdedikasi bagi bangsa negara, pemimpin yang bisa menjadi pendekar hukum membawa kedilan, menjadi pembela wong cilik itu adalah Ganjar dan Mahfud MD," ucapnya.

[Gambas:Video CNN]

Sebelumnya, Prabowo mengaku meminta waktu bertemu dengan Megawati usai memilih Gibran yang merupakan kader PDIP sebagai cawapres pendampingnya di Pilpres 2024. Ia pun mengaku hingga kini masih menunggu jadwal pertemuan tersebut.

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sudah resmi mendaftar sebagai capres dan cawapres ke KPU pada Rabu (25/10).

Gibran kini harus berhadapan dengan PDIP yang telah mendaftarkan bakal pasangan calon Ganjar Pranowo-Mahfud MD ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pekan lalu.

Ia pun hanya menyatakan semuanya sudah klir ketika dikonfirmasi mengenai keanggotaannya di PDIP, termasuk pengembalian Kartu Tanda Anggota (KTA) partai tersebut.

"Itu sudah klir loh, sudah klir," kata Gibran usai menjalani tes kesehatan di RSPAD Gatot Subroto, Kamis (26/10), sambil menegaskan pertemuan dengan partainya sudah berlangsung pekan lalu.

Putra sulung Presiden Joko Widodo itu juga mengaku tak keberatan jika dicap sebagai pengkhianat karena mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2024.