Cerita Duka Basarah tentang Demokrasi di Balik Seragam Hitam PDIP

CNN Indonesia
Sabtu, 28 Okt 2023 17:45 WIB
Politikus PDIP Ahmad Basarah mengaku tengah berduka dengan proses demokrasi dengan mengenakan busana hitam di Sekolah Partai PDIP.
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah (tengah) mengaku mengenakan seragam hitam PDIP sebagai bentuk kekecewaannya pada proses demokratisasi. (CNN Indonesia/Poppy Fadhilah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mengaku sengaja ke acara di sekolah partai dengan mengenakan seragam hitam parpolnya sebagai bentuk kekecewaan pada proses demokratisasi di Indonesia saat ini.

Seragam hitam Basarah mulanya disorot Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto sampaikan saat memperkenalkannya dalam sambutan di pertemuan Council of Asian Liberal and Democrats (CALD Party) Management Workshop di Sekolah PDIP, Jakarta, Sabtu (28/10).

"Saya bertanya padanya, kenapa seragamnya berbeda dengan saya? Lalu dia bilang, hal ini mencerminkan isi hatinya bahwa demokrasi di Indonesia sekarang sedang dalam tantangan. Karena kebangkitan kembali nepotisme," ujar Hasto dalam sambutannya di sekolah partai PDIP yang berada di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu siang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ditemui di sela acara, Basarah menegaskan seragam resmi PDIP, yang mengusung pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, itu sebenarnya ada yang berwarna merah hitam dan hitam merah.

Lalu, dia mengungkap maksud dari penggunaan seragam hitam tersebut. Basarah mengatakan seragam hitam itu adalah simbol dari suasana hati dan perasaan kebatinan kami sebagai keluarga PDIP, khususnya dirinya sendiri.

"Yaitu menggunakan uniform hitam untuk menggambarkan suasana duka saya terhadap proses demokratisasi di Indonesia yang mengarah pada satu tindakan-tindakan yang di luar dari prinsip demokrasi dan keadilan itu sendiri," jelas Basarah.

"Saya kira ini suasana hati kami, tetapi kami harus tetap tampil tersenyum kepada masyarakat untuk tetap membuat tahapan-tahapan agenda pemilu kita."

"Baik pemilu legislatif maupun pemilu presiden harus kita jadikan pestanya demokrasi rakyat, pesta yang membahagiakan, pesta yang menggembirakan. Sesakit apapun perasaan hati kami saat ini," lanjut pria yang juga menjabat Wakil Ketua MPR itu.

Apakah rasa duka itu terkait dengan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang membuka jalan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, menjadi bakal cawapres pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2024?

"Ya saya kira kalau kita melihat suasana kebatinan publik, kekecewaan publik terhadap peristiwa politik hukum yang terjadi di Mahkamah Konstitusi, saya kira bukan hanya menurut pandangan dan pemikiran saya," jawab Basarah.

"Kekecewaan terhadap kewibawaan lembaga Mahkamah Konstitusi yang harusnya menjadi the guardian of constitution, menjadi lembaga penjaga muruah konstitusi kita, dan penjaga muruah ideologi bangsa kita, telah mengalami suatu degradasi," kata dia.

"Dan saya kira pernyataan saya ini juga bukan pernyataan sendiri. Karena bahkan dari beberapa orang hakim Mahkamah Konstitusi pun membuat pernyataan yang sama nadanya dengan kekecewaan, kesedihan yang saya simbolisasikan dengan baju partai saya yang berwarna hitam ini," imbuh Basarah.

Busana hitam juga pernah dipakai Hakim Konstitusi Arief Hidayat beberapa waktu lalu. Kala itu, dia mengaku sedang berkabung atas prahara yang terjadi di tubuh MK belakangan ini.

Arief memilih memakai baju berwarna hitam saat menghadiri acara Badan Pembina Hukum Nasional (BPHN) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Jakarta, Rabu, (25/10).

"Saya sebetulnya datang ke sini agak malu saya pakai baju hitam, karena saya sebagai hakim konstitusi sedang berkabung, karena di Mahkamah Konstitusi baru saja terjadi prahara," jelas Arief.

MK menjadi sorotan usai mengeluarkan putusan terkait syarat calon presiden dan wakil presiden. Permohonan yang dikabulkan itu adalah Perkara Nomor 90/PUU-XXI/2023.

Putusan itu mengubah ketentuan syarat cawapres di Pasal 169 UU Pemilu hingga menjadi "berusia paling rendah 40 tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah".

Karena itu, Gibran, anak Presiden sekaligus keponakan Ketua MK Anwar Usman, dapat maju di Pilpres 2024. Ia pun sudah resmi mendaftar sebagai bakal cawapres Prabowo Subianto.

(pop/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER