Jokowi Minta Forum Rektor Bekali Tiga Bacapres tentang Indonesia Maju

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) meminta Forum Rektor Indonesia untuk membekali tiga bakal calon presiden tentang langkah menjadikan Indonesia negara maju.

Permintaan itu disampaikan dalam pertemuan di Istana Kepresidenan Jakarta sore ini. Jokowi ingin kalangan akademisi mengkaji langkah-langkah strategis dalam memanfaatkan bonus demografi.

"Kita diminta nanti untuk memberi masukan bagi para capres apa yang harus mereka lakukan," kata Ketua Forum Rektor Indonesia Mohammad Nasih di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (7/11).

Nasih berkata Indonesia punya kesempatan hingga 2034 untuk melompat jadi negara maju. Menurutnya, momen ini akan sangat krusial sebagai penentu arah bangsa.

Lihat Juga : BREAKING NEWS MKMK Perintahkan Saldi Isra Gelar Pemilihan Pengganti Anwar Usman

Selanjutnya, Forum Rektor akan merumuskan bagaimana pembekalan terhadap tiga bacapres dilakukan. Mereka memastikan proses ini demi kemajuan Indonesia.

"Kita pengen ada vektor yang sama untuk menjadikan Indonesia maju 2034. Begitu di sini lepas, kita akan ketinggalan dengan banyak negara lain," ujarnya.

Rektor ITB Arif Satria mengatakan para rektor memberi sejumlah masukan ke Jokowi soal negara maju. Salah satunya tentang fokus pembangunan sumber daya manusia.

"Kalau pertumbuhan tidak berkualitas bisa gagal, kan untuk mempertahankan pertumbuhan (ekonomi) 6 sampai 7 persen itu butuh industrialisasi yang tepat. Lalu tadi Pak Presiden sepakat agromaritim harus didorong karena itu kita melibatkan banyak rakyat," ujar Arif.

Sebelumnya, Jokowi memanggil tujuh orang rektor yang tergabung dalam Forum Rektor Indonesia ke istana. Jokowi menggelar pertemuan tertutup dengan para rektor.

Rektor-rektor yang hadir adalah Rektor IPB Arif Satria, Rektor Universitas Airlangga M Nasih, Rektor Universitas Negeri Surabaya Nurhasan, Rektor Universitas Negeri Gorontalo Eduart Wolok.

Selain itu ada Rektor Universitas Teknokrat Indonesia Nasrullah Yusuf, Rektor Universitas Al-Ghifari Didin Muhafidin, dan Rektor Universitas Negeri Jakarta Komarudin.

Lihat Juga : BREAKING NEWS Putusan MKMK: Saldi Isra Tidak Langgar Etik soal Dissenting Opinion