Polresta Surakarta, Jawa Tengah membantah melakukan intervensi dan intimidasi dengan mengirim personel ke kantor DPC PDIP di Kampung Brengosan Kelurahan Purwosari, Kecamatan Laweyanada pada Rabu kemarin (8/11).
Kapolresta Surakarta, Kombes Pol. Iwan Saktiadi mengaku tidak paham dengan pernyataan ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo yang menyebut polisi melakukan intervensi dan intimidasi.
"Jika beliau merasa ada intervensi, sampai dengan detik ini saya tidak memahami intervensi seperti apa," katanya Kamis (9/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iwan menjelaskan bahwa personel yang mengunjungi Kantor DPC PDIP untuk keperluan patroli pada pukul 09.00 WIB Rabu kemarin (8/11). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari Operasi Mantap Brata untuk persiapan Pemilu 2024.
"Kehadiran kami memastikan bahwa situasi kantor tersebut dalam keadaan aman," katanya.
Di sana, anggota yang berpatroli sama sekali tidak berinteraksi dengan siapapun dari kantor DPC PDIP. Personel hanya berhenti sejenak sambil mengambil beberapa gambar untuk laporan.
"Kalau ditanya kenapa ada dokumentasi foto, SOP kami untuk setiap penugasan anggota wajib laporan atas hasil penugasan yang dilampiri foto," terangnya.
Menurut Iwan, ada seseorang dari kejauhan yang memfoto petugas di Kantor DPC PDIP tersebut. Foto itu kemudian disebarkan dengan narasi yang tidak benar.
"Dibumbui dengan narasi yang menurut versi yang bersangkutan ada ketidaklaziman keberadaan polisi di sana," katanya.
Tak hanya kantor DPC PDIP Solo, Polisi juga berpatroli di obyek-obyek yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu 2024.
Selain kantor penyelenggara pemilu seperti Bawalu dan KPU, Polisi juga menyambangi 18 kantor partai politik peserta pemilu yang ada di Solo.
"Di samping itu objek-objek penting lainnya yang menurut pertimbangan kami perlu dilakukan patroli untuk memastikan keamanan. Seperti diketahui, Solo adalah kediaman kepala negara," katanya.
Sebelumnya, Ketua DPC PDIP Solo FX Hadi Rudyatmo menganggap kedatangan sejumlah personel kepolisian sebagai bentuk intervensi dan intimidasi.
Dia juga menyebut polisi datang tanpa pemberitahuan. Ia menilai tindakan petugas tersebut tak wajar karena sampai saat ini partainya belum berkegiatan di kantor yang baru diresmikan pertengahan bulan lalu.
"Kalau DPC saja sudah didatangi polisi, orang akan menilai adalah bentuk intervensi, intimidasi supaya orang takut ke DPC. Ini enggak bener," kata Rudy.